Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA-- Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko meyakini situasi pandemi memunculkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pasalnya, situasi pandemi Covid-19 menjadi pemicu untuk memikirkan ulang berbagai hal, mulai dari konsep pendidikan, setting sistem kesehatan, dan pembangunan infrastruktur.
Moeldoko juga menyebutkan tentang positivity rate Indonesia per 6 September yang sudah turun menjadi 6,97 persen.
Angka ini menurun drastis dari positivity rate pada Juli-Agustus yang berada di atas 15 persen.
Baca juga: Prokes Sangat Ketat, T.M Ichsan Yakin Tak Akan Ada Kasus Covid-19 di Liga 1 2021/2022
Ini artinya, tinggal sedikit lagi bagi Indonesia untuk mencapai batas 5 persen WHO yang mengindikasikan situasi pandemi sudah terkendali.
“Pandemi ini memaksa kita meninggalkan cara kerja lama yang lamban dan tidak efisien menuju cara kerja baru yang berbasis teknologi,” kata Moeldoko dalam keterangan resmi Kantor Staf Presiden, Kamis, (9/9/2021).
Ia mencontohkan data sebaran penyakit yang dulunya hanya tersedia sekali dalam setahun.
Namun situasi pandemi ini menuntut pemerintah untuk mampu memantau perkembangan penyakit dan situasi kesehatan masyarakat setiap hari.
Baca juga: Aplikasi PeduliLindungi Bisa Memberikan Informasi Bila Datang ke Tempat Kurang Aman Terkait COVID-19
“Kita membuktikan bahwa kita bisa melakukan hal itu. Memang kadang kita harus dipaksa masuk ke kondisi krisis dulu, baru kita bisa melakukan hal yang luar biasa,” kata Moeldoko.
Menurut mantan Jenderal TNI ini, tantangan dalam situasi global menciptakan dunia yang selalu berubah dengan cepat, dunia yang penuh resiko, dunia dengan situasi yang kompleks, dan dunia yang penuh dengan kejutan.
“Dulu kita tidak pernah membayangkan Work From Home, namun sekarang ini menjadi hal normal,” lanjut Moeldoko.
Baca juga: Satgas Covid-19: Kasus Aktif Nasional Turun 7 Minggu Berturut-turut
Walaupun Covid-19 mengubah sektor dengan sangat cepat dan semua negara gagap menghadapinya,
Ia mengatakan bahwa pemerintah Indonesia selalu bersiap menghadapi pandemi dengan 3 kebijakan besar.
Pertama, melalui pendekatan kesehatan, dimana tidak boleh banyak orang yang meninggal akibat Covid-19. Kedua, melalui pendekatan perut, dimana jangan ada perut masyarakat yang kosong.
Terakhir, melalui pendekatan insentif, dimana jangan sampai usaha baik koperasi maupun korporasi berhenti akibat pandemi.
Moeldoko juga menambahkan bahwa saat ini, pemerintah masih menyusun kebijakan pergeseran dari pandemi ke endemi.
Namun, salah satu kalkulasi yang harus dipertimbangkan adalah munculnya varian-varian baru.
“Meski optimis, kita harus tetap hati-hati. Mobilitas penduduk kini sudah mulai meningkat lagi. Jangan sampai pemerintah terpaksa menerapkan PPKM Darurat lagi,” pungkasnya.