TRIBUNNEWS.COM - Berikut update vaksinasi Covid-19 di Indonesia hingga Rabu (22/9/2021) pukul 12.00 WIB.
Dikutip dari vaksin.kemkes.go.id, 82.113.788 orang telah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama.
Jumlah ini mencapai 39,43 persen dari target vaksin yang ditetapkan pemerintah.
Sedangkan dosis kedua sudah diterima oleh sebanyak 46.496.177 orang atau 22,33 persen.
Diketahui pemerintah menargetkan penerima vaksin sebanyak 208.265.720 orang.
Baca juga: TNI AL Lanal Tual Bantu Pelaksanaan Vaksinasi di Pelosok Desa Kota Tual Maluku
Tenaga Kesehatan
Sementara itu sebanyak 1.968.328 nakes sudah mendapat vaksin dosis pertama.
Dosis kedua sudah diterima 1.811.303 nakes.
Sedangkan vaksinasi dosis ketiga khusus nakes sudah diterima oleh 872.310 orang.
Lansia
Untuk kategori lanjut usia (lansia), pemerintah menargetkan vaksinasi kepada 21.553.118 orang.
Sementara itu untuk lansia, sebanyak 6.011.084 orang sudah mendapat vaksin dosis pertama.
Sedangkan dosis kedua baru diterima oleh 4.199.390 lansia atau sekira dari 19,48 persen dari target yang ditetapkan untuk lansia.
Baca juga: Aplikasi Telemedicine Ini Tawarkan Konsultasi Daring Hingga Layanan Vaksinasi Covid-19
Usia Pelajar
Adapun untuk kelompok usia 12-17 tahun, pemerintah menargetkan vaksin pada 26.705.490 orang.
Vaksinasi dosis pertama sudah diterima oleh 3.397.827 orang (12,72 persen).
Sedangkan dosis kedua diterima oleh 2.336.580 orang (8,75 persen).
MUI Minta Libatkan Tokoh Agama
Sementara itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyarankan kepada pemerintah agar melibatkan tokoh agama saat sosialisasi vaksin covid-19.
Sebab, saat ini masih ada beberapa kelompok masyarakat yang menolak untuk divaksin.
"Kadang perlu juga dikombinasi dengan medisnya, sehingga selain dalil-dalil keagamaan, ya ada realita yang dipaparkan fenomena science dan medis itu," ujar Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI KH Cholil Nafis dalam pernyataannya, Rabu(22/9/2021).
Kiai Cholil menyebut ada beberapa kelompok masyarakat dalam menyikapi vaksin Covid-19.
Kelompok pertama, melakukan apapun untuk menghindari pandemi.
Kelompok kedua, tidak mau sama sekali mengikuti vaksinasi karena percaya Covid-19 dari Allah Swt.
Sehingga, kelompok itu tidak melakukan upaya-upaya sebagai manusia.
Baca juga: Menjelang Libur Akhir Tahun, Pemerintah Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19
"Nah, yang MUI dorong adalah bagaimana kita melakukan upaya-upaya medis science dengan cara vaksinasi, tapi secara bersamaan kita juga menyandarkan kepada Allah Yang Maha Kuasa yang Maha Bijaksana, dan yang punya segalanya termasuk pandemi ini adalah milik Allah SWT," ucap Kiai Cholil.
MUI kata Kiai Cholil sudah memiliki gerakan nasional penanggulangan pandemi covid-19 dan dampak ekonominya.
"Kami bukan hanya sosialisasi, kita melakukan vaksinasi di kantor MUI, vaksinasi di pesantren, vaksinasi di rumah ibadah, kami lakukan itu, tentu dengan keterbatasan kemampuan dan tenaga yang ada di MUI," jelasnya.
Kemudian, kata dia, MUI juga secara berkala melakukan sosialisasi melalui daring.
"Bagaimana menanggulangi pandemi ini dan bagaimana protokol kesehatan dan juga termasuk vaksinasi," ujar Kiai Cholil.
MUI lanjutnya juga terus mensosialisasikan 12 fatwa pengendalian pandemi covid-19 melalui media massa dan media sosial.
Di awal-awal program vaksinasi berjalan, MUI juga mengadakan vaksinasi di kantor MUI.
"Itu pertanda kita mengajak umat untuk vaksinasi," kata Kiai Cholil.
Untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi, Kiai Cholil mengatakan, pemanfaatan rumah ibadah, simpul-simpul masyarakat seperti majelis taklim, pondok pesantren, lembaga pendidikan, perguruan tinggi, dan sekolah juga perlu dimaksimalkan.
"Itu bisa jadi tempat vaksinasi. Sehingga tercapai target vaksinasi 70 persen."
"Karena negara kita spiritnya adalah beragama, Ketuhanan Yang Maha Esa, perlu sentuhan-sentuhan keagamaan dan keyakinan," ujar dia.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto/Willy Widianto)