Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Setiap manusia hanya memiliki satu jantung.
Organ tubuh yang satu ini berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh tiada henti.
Bahkan saat manusia istirahat dan tertidur, jantung tetap berfungsi.
Karena itu, jantung perlu dijaga.
Untuk menjaga jantung tetap sehat, maka perlu mengenal kondisi jantung sedini dini.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito A Damay Sp JP (K). Ia pun mengatakan jangan biarkan penyakit jantung meningkat tajam.
"Sekarang ini walau menghadapi pandemi, harus tahu bahwa jantung jangan menjadi pandemi selanjutnya," ungkapnya dalam peringatan ulang tahun YJI Ke-40, Senin (27/9/2021).
Menurut pemaparan dr Vito, 80 persen pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit memiliki komorbid.
Baca juga: Gaya Hidup Selama Pandemi Covid-19 Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Setengahnya mempunyai gangguan jantung dan pembuluh darah.
Selain itu, gangguan jantung, ada penyakit lain yang punya risiko sama.
Misalnya, stroke, penyumbatan di pembuluh darah otak dan sebagainya.
"Penyumbatan pendarahan di otak dianggap punya penyakit jantung. Karena mekanisme mirip. Komorbid ini menjadi masalah utama. Bayangkan jika 80 persen tadi tidak punya komorbid, maka tidak harus dirawat di rumah sakit," katanya.
Menurut dr Vito, hal ini kurang menjadi fokus pembahasan.
Baca juga: Berhasil Tekan Angka Penularan, Pemakaman dengan Protap Covid-19 di DKI Menurun Drastis
Padahal jika komorbid seperti jantung dapat ditangani, maka penanganan Covid-19 jauh lebih ringan.
Di sisi lain, ia pun mengatakan penyakit jantung disebabkan oleh makanan.
Setidaknya jantung dipicu hingga 30 persen oleh kelainan kolestrol.
Dan sekitar 77 persen masyarakat Indonesia punya kadar kolestrol di atas optimal.
Gaya hidup selama pandemi Covid-19 membuat angka pasien gangguan jantung meningkat.