Sebagai upaya, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemebdikbudrestek) menyusun metode surveilens dan protokol kesehatan yang baik.
"Kami sudah menyusun metode aktiv surveilens untuk sekolah-sekolah yang melakukan tatap muka dengan prinsip 10 persen dari sekolah yang tatap muka di satu kabupaten atau kota akan kita lakukan random surveilans."
"Dari situ kemudian kita bagi secara proporsi ke kecamatan-kecamatan yang ada di kabupaten kota tersebut," ujar mantan dirut Bank Mandiri ini.
Kemudian, dari sekolah itu maka diambil 30 sampel untuk murid dan 3 untuk guru.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 RI Tembus 2 Juta Suntikan dalam Sehari
"Dan hasil yang sudah kita lakukan Minggu lalu dengan Jakarta. Memang kita temui masih adanya positivity rate dari pelajar-pelajar yang ada di sekolah-sekolah Jakarta," ungkap Budi.
Setelah dilakukan testing baik murid dan guru maka bisa ditentukan angka positivity rate dari satu sekolah itu.
Jika di atas lima persen maka sekolah tutup sementara selama dua minggu sambil perbaiki protokol kesehatan.
"Kemudian kita mulai lagi sekolahnya," ucapnya.
Baca juga: Jokowi Minta TNI jadi Garda Terdepan Bantu Warga Hadapi Bencana Alam Hingga Pandemi Covid-19
Jika positivity rate-nya antara satu sampai lima persen, maka diminta satu kelas yang ada murid atau gurunya positif untuk menjalani karantina.
"Sedangkan kelas lainnya bisa tetap belajar tatap muka. Sementara kalau positif rate-nya di bawah 1 persen kita pergunakan metode surveilans seperti biasa yaitu yang positif atau terkonfirmasi dan kontak eratnya dikarantina," jelas Budi.
Diharapkan dengan menjalankan disiplin seperti ini bisa mengidentifikasi atau mensurvei secara dini jika ada pelajar-pelajar yang positif dan tidak perlu menunggu sampai menjadi besar sehingga harus menutup seluruh kota
"Jadi hasilnya sudah ada di Jakarta memang ada yang positif dan kami terus bekerja sama dengan kementerian pendidikan bisa meningkatkan kualitas surveilans ini," tutur Budi.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Rina Ayu Panca Rini)
Baca berita lainnya terkait Virus Corona.