News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Vaksin Zifivax Dapat Izin BPOM, Berikut Ini Efek Samping, Respons Antibodi, dan Efikasi Vaksin

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada warga di Sentra Vaksinasi Covid-19 Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Nasional, di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (16/9/2021). Sentra vaksinasi Covid-19 dengan protokol kesehatan bagi pilar-pilar sosial, wartawan, mahasiswa, dan masyarakat umum berusia 12 tahun ke atas itu menyediakan tiga jenis vaksin sekaligus yaitu Pfizer, Sinovac, dan AstraZeneca, berlangsung dari tanggal 16 hingga 18 September 2021. Tribunnews/Jeprima - Berikut ini penjelasan tentang vaksin Zifivax yang dapat izin dari BPOM, serta efek samping, persentase respons antibodi, dan efikasi vaksin.

- Vaksin Moderna;

- Vaksin Comirnaty (Pfizer and BioNTech);

- Vaksin Sputnik-V;

- Janssen Covid-19 Vaccine;

- Vaksin Convidecia.

“Dengan diterbitkannya EUA untuk vaksin Zifivax ini, maka hingga saat ini Badan POM telah memberikan persetujuan untuk sepuluh jenis vaksin Covid-19,” kata Penny.

Vaksin Zifivax telah melalui tahap uji klinis fase 3 pada 28.500 subjek pengujian.

Negara yang menjadi senter pelaksanaan uji klinik tahap 3 tersebut adalah Indonesia Uzbekistan, Pakistan, Ekuador, dan China.

Indonesia berpartisipasi dalam uji klinik vaksin Zifivax sebanyak empat ribu subjek uji.

Baca juga: Pfizer-BioNTech Minta Regulator AS Setujui Vaksin untuk Anak-anak Usia 5 sampai 11 Tahun

Pengukuran Respons Antibodi

Secara umum, vaksin ini dapat ditoleransi dengan baik.

Kemudian, efek samping biasa yang dihasilkan adalah nyeri pada tempat suntikan, sedangkan efek sistemik yang sering terjadi adalah sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot (myalgia), batuk, mual (nausea), dan diare dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2.

Pengujian pada populasi dewasa usia 18-59 tahun dalam studi klinik fase 1 dan 2 menunjukkan respons imunogenisitas setelah 14 hari.

Sedangkan respons tertinggi ditunjukkan pada pemberian dosis rendah dengan tiga kali vaksinasi.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini