TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan munculnya varian baru dari kawasan Afrika Selatan.
WHO menyebutnya sebagai variant of concers (VoC), dengan nama Omicron dan kode taksonominya B.1.1.529.
Saat ini, WHO sedang berkoordinasi dengan peneliti di seluruh dunia untuk lebih memahami Omicron.
WHO melakukan riset tentang penilaian penularan, tingkat keparahan infeksi (termasuk gejala), kinerja vaksin, tes diagnostik, dan efektivitas pengobatan.
Baca juga: Omicron Mulai Mengancam, Pekerja Migran yang Pulang ke RI Lewat Darat Wajib Patuhi Aturan Ini
Baca juga: Daftar 17 Negara yang Mendeteksi Kasus Covid Omicron hingga Puluhan Negara yang Batasi WN Asing
Berikut fakta-fakta menurut analisis WHO yang dikutip dari who.int.
1. Apakah Omicron lebih mudah menyebar ketimbang varian lain?
Para peneliti di Afrika Selatan dan di seluruh dunia sedang melakukan untuk lebih memahami banyak tentang Omicron.
Saat ini, belum jelas apakah Omicron lebih mudah menyebar dari orang ke orang dibandingkan dengan varian lain, termasuk varian Delta.
Meskipun jumlah orang yang di tes positif meningkat di wilayah Afrika Selatan yang terkena varian ini, tetapi studi epidemiolog sedang melakukan riset dan mencari tahu penyebabnya.
2. Bagaimana tingkat keparahan penyakit yang disebabkan Omicron?
WHO menyatakan belum jelas apakah Omicron mengakibatkan sakit yang lebih parah dibandingkan infeksi dengan varian lain, termasuk varian Delta.
Data awal menunjukkan adanya peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi hal ini bisa terjadi karena meningkatnya jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi bukan akibat infeksi spesisik Omicron.
Saat ini, tidak ada informasi yang menunjukkan gejala terkait Omicron berbeda dengan varian lainnya.
Infeksi awal yang dilaporkan terjadi di kalangan anak muda cenderung lebih ringan.
Namun, untuk memahami keparahan tingkat Omicron akan memakan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu.
Semua varian Covid-19, dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang-orang yang paling rentan, sehingga perlu dilakukan pencegahan.
3. Apakah adanya kemungkinan infeksi ulang?
Data awal menunjukkan kemungkinan ada peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron.
Orang yang sebelumnya terkena Covid-19 dapat terinfeksi ulang dengan lebih mudah pada Omicron dibandingkan varian lainnya.
Namun, informasi ini masih terbatas.
Informasi lebih lanjut akan diumumkan dalam beberapa waktu mendatang.
4. Bagaimana efektivitas vaksin?
WHO bekerja sama dengan mitra teknis untuk memahami dampak potensial dari varian ini pada tindakan yang ada, termasuk vaksin Covid-19.
Vaksin tetap penting untuk mengurangi penyakit parah dan kematian, termasuk melawan varian Delta.
Saat ini, vaksin tetap efektif melawan penyakit Covid-19.
5. Bagaimana efektivitas tes diagnostik saat ini?
Tes PCR yang banyak digunakan untuk mendeteksi infeksi, termasuk varian Omicron.
Peneliti sedang melakukan riset dan menentukan apakah ada dampak pada jenis tes lain, termasuk tes deteksi antigen.
6. Apakah pengobatan saat ini masih efektif untuk mengobati Omicron?
Kortikosteroid dan IL6 Receptor Blockers masih akan efektif untuk menangani pasien dengan Covid-19 yang parah.
Perawatan lain akan dinilai untuk melihat apakah masih efektif mengingat perubahan pada bagian virus dalam varian Omicron.
(Tribunnews.com/Devi Rahma)
Artikel Lain Terkait Omicron