Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah memantau setiap kenaikan kasus Covid-19 di daerah dan siap siaga menangani dari hulu sampai hilir di tengah ancaman varian Omicron.
Pemerintah juga mengantisipasi peningkatan mobilitas jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) untuk menghindari terjadinya gelombang baru.
Masyarakat diminta terus waspada terhadap kenaikan kasus Covid-19 dan di sisi lain, pemerintah saat ini sedang berkomitmen untuk terus mengejar target vaksinasi agar tercapai pada akhir tahun.
"Meskipun tren penularan ada di level satu atau terus membaik, peningkatan kasus Covid-19 masih terdeteksi di beberapa Kabupaten/Kota. Artinya, virus ini masih ada di sekitar kita,” ujar Menkominfo
Johnny, Jumat (3/12/2021).
Adapun, beberapa daerah yang mengalami kenaikan kasus, di antaranya Teluk Wondama di Papua Barat, Pekan Baru, Bengkalis, Bontang, Yogyakarta, Gunungkidul, Dumai, Bantul, Nagekeo di NTT, Cimahi, Kupang, Surakarta, Denpasar, Sumba Tengah, Jembrana, Manggarai, Sleman, Mojokerto, Majalengka, Karanganyar, dan Trenggalek.
Baca juga: Omicron Diprediksi Telah Berada di Tengah Masyarakat dan Berkombinasi dengan Berbagai Mutasi Lain
Dari 21 Kabupaten/Kota tersebut, setidaknya ada tiga daerah yang mengalami kenaikan akibat klaster komunitas, yaitu:
- Kota Dumai di Riau imbas klaster pondok pesantren.
- Kota Kupang, NTT akibat pembelajaran tatap muka (PTM) dan tes suspek.
- Kota Surakarta di Jawa Tengah karena PTM.
“Kita ketahui, klaster-klaster baru muncul dari penularan di perkantoran, pasar, sekolah, dan lapas. Karena itu, pemerintah terus mengawasi perkembangan kasus harian, melacak kontak erat juga
diikuti tes untuk pencegahan agar tidak terjadi kenaikan level situasi pandemi di Indonesia,” lanjut nmdia.
Selain itu, kesiapsiagaan juga dilakukan dengan memastikan ketersediaan tempat perawatan isolasi dan intensif mencukupi, termasuk ketersediaan obat-obatan, ventilator, dan tabung oksigen.
Pemerintah juga meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi agar dapat mengurangi risiko sakit berat jika terinfeksi virus Covid-19.
Per 3 Desember 2021, sudah lebih dari 141 juta penduduk Indonesia yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama (67,9 persen dari sasaran vaksinasi) dan lebih dari 98 juta di antaranya sudah mendapatkan dosis lengkap (47 persen dari sasaran vaksinasi).
“Melihat capaian tersebut, tentu perlu ada percepatan lagi agar rakyat Indonesia semakin banyak yang terlindungi vaksin. Ini target kita bersama. Maka itu, kami mengingatkan kembali, agar masyarakat jangan pilih-pilih vaksin, semua vaksin aman dan berkhasiat,” pesan Johnny.