Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Sekelompok ilmuwan Rusia telah memelopori pengembangan obat anti-kecemasan baru yang dirancang untuk menenangkan saraf pasien virus corona (Covid-19) yang merasa khawatir.
Obat ini juga diklaim dapat meminimalkan risiko interaksi yang berpotensi berbahaya dengan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati virus tersebut.
Seperti yang disampaikan Direktur Medis Inisiatif Teknologi Nasional Rusia, Elena Yakubova pada Jumat lalu.
Baca juga: Kisah Peternak Sapi Perah Lokal di Malang, Ekonominya Tidak Terdampak Pandemi Covid
Baca juga: Wapres Resmikan Monumen Pahlawan Covid-19 Jawa Barat: Menjadi Pengingat Pandemi Belum Berakhir
"Kami telah mengembangkan molekul baru yang inovatif, yang bertindak sangat selektif pada reseptor adrenoseptor dan serotonin, serta memberikan efek ansiolitik, anti-depresi, dan prokognitif. Pada fase kedua uji pra-klinis dan klinis, obat tersebut terbukti sangat efektif, dapat ditoleransi, dan aman," kata Yakubova.
Menurutnya, mereka yang diberi terapi baru bernama Aviandr ini melihat skor pada tes kecemasan turun lebih dari setengahnya setelah delapan minggu menjalani perawatan.
Selain mengurangi kecemasan, obat tersebut juga diklaim menunjukkan efek antidepresi yang nyata.
"Kami saat ini dalam fase ketiga uji klinis untuk dua kasus, yakni gangguan kecemasan umum dan gangguan neurologis yang terkait dengan kasus infeksi virus corona yang diperpanjang," jelas Yakubova.
Perlu diketahui, gangguan kecemasan umum merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan kekhawatiran yang konstan, berlebihan, dan tidak realistis terhadap hal yang dialami sehari-hari.
Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (5/12/2021), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan lebih dari 300 juta orang telah menderita karena gangguan kecemasan ini, dan ada peringatan bahwa pandemi telah memicu krisis kesehatan mental global serta krisis layanan dukungan.
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa pasien yang sembuh dari virus corona berisiko lebih besar mengalami gejala kecemasan ini.
Inisiatif Teknologi Nasional kemudian menambahkan bahwa pasar obat-obatan untuk mengobati kondisi ini setidaknya mencapai 7 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Saat ini banyak obat yang tersedia di pasaran, namun dapat mengakibatkan efek samping yang serius termasuk sakit kepala hingga insomnia.
Obat anti-kecemasan ini telah terbukti mengakibatkan ketergantungan, ini yang menyebabkan penarikan dari pasaran.