TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama menyebutkan ada lima hal perkembangan baru terkait Covid-19.
Pertama, Australia melaporkan menemukan semacam sub-varian baru dari Omicron, yang dilaporkan tidak memiliki SGTF (“S gene target failure”).
Pada Omicron yang “biasa” ada SGTF sehingga pada PCR maka gen S nya tidak terdeteksi (negatif).
Hal ini kemudian jadi semacam petanda awal atau skrining pertama untuk kemungkinan Omicron.
Lalu dilanjutkan dengan sekuens genomic. Dengan tidak adanya SGTF maka hasil PCR akan sama saja dengan varian lainnya.
"Sehingga Deteksi tidak adanya gen S tidak dapat digunakan lagi, juga demikian halnya kalau sub-varian baru ini sudah masuk Indonesia nantinya," ungkapnya pada keterangan resmi, Sabtu (11/12/2021).
Baca juga: Omicron Belum Ada di Indonesia, Wamenkes Akui Sejumlah Pintu Masuk Sudah Gunakan Metode Deteksi Baru
Kedua, disebutkan penelitian dari University of London College, Prof Francois Balloux yang menyebutkan ada dua jenis Omicron, yaitu BA.1 dan BA.2. Keduanya sangat berbeda dan perlu dikaji lebih lanjut.
Ketiga, data “Landscape COVID-19 Vaccine” WHO 7 Desember 2021 menyebutkan sudah ada 136 kandidat vaksin di dunia yang sudah masuk fase uji klinik. Lalu ada 194 kandidat vaksin yang masuk uji pre klinik.
Keempat, dari 136 kandidat vaksin yang sudah masuk uji klinik, tiga tertinggi urutan cara pembuatan (“platform”) nya adalah Protein Sub Unit 35%, RNA 16% dan Viral Vector non Replicating 15%.
Kelima, data 7 Desember 2021 juga menunjukkan bahwa ada enam penelitian cara pemberian vaksin. Tiga dengan disuntikkan. Yaitu intra muskular, masuk ke dalam otot.
Baca juga: Kominfo Gandeng MUI Peringatkan Masyarakat Terkait Ancaman Varian Omicron
Lalu sub kutan, disuntikkan ke bawah kulit, dan intra dermal langsung ke dalam kulit. Serta tiga cara lain adalah tanpa suntikan, yaitu aerosol, inhalasi dan intra nasal atau ke dalam hidung.
Di sisi lain, Tjandra menyampaikan Ikatan Alumni FKUI juga mendukung pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Banyumas dengan menyumbangkan 20 ribu dosis vaksin.