Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Virus SARS-CoV-2 bisa menginfeksi siapa pun tanpa terkecuali. Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.
Apa lagi pada mereka yang berkebutuhan khusus, misalnya celebral palsy.
Cerebral palsy (CP) adalah suatu kelainan kongenital pada gerakan, otot, atau postur.
Baca juga: Tips Ajarkan Anak Berkebutuhan Khusus Taati Protokol Kesehatan
Baca juga: Vaksin Covid-19 Apa yang Cocok Diberikan untuk Anak Disabilitas? Berikut Penjelasan Dokter
Cerebral palsy (CP) disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal, sering kali sebelum lahir.
Menurut Dokter spesialis anak dan konsultan gastrohepatologi, dr Ariani Dewi Widodo, Sp A (K), anak yang mengalami CP bisa mengalami kekakuan.
Jadi otot-otot cenderung kaku, atau ada juga yang tipenya justru lemas. Poinnya, kata dr Ariani, mereka tidak bisa mobilisasi secara baik.
Selain itu pergerakan juga kurang. Karena cenderung tidak bisa mobilisasi secara baik dan statis.
Akibatnya ada risiko anak CP akan mengalami penumonia atau infeksi paru.
"Karena lendirnya tidak bisa diberishkan dengan baik dari tubuh," ungkapnya pada kanal YouTube Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) -KPCPEN, Senin (20/12/2021).
Selain itu sistim imun anak CP lebih lemah dibandingkan dengan anak pada umumnya. Oleh karena itu, orangtua harus menjaga supaya anak anak dengan CP tetap bergerak.
"Caranya diajak beraktivitas, gerakan pasif untuk anak anak yang tidak bisa bergerak aktif. Misalnya ditekuk, tangan digerakkan. Untuk baring saja di tempat tidur, maka dibolak balik sehingga ada pergerakan dari tubuhnya," kata Ariani lagi.
Jangan lupa, perlu memberikan fisioterapi pada anak CP.
Sedangkan untuk pola konsumsi nutrisi dan mutlivitamin, seperti biasa nutrisi harus memenuhi kuantitas dan kualitas.
"Jumlah jangan kurang. Ingat anak dengan CP, kebutuhan energi lebih tinggi. Apa lagi mengalami kekakuan. Sehingga jangan kurang kalori. Multivitamin boleh dilakukan jika asupan makanan tidak mencukupi," pungkasnya.