News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Afrika Selatan Cabut Jam Malam Saat Gelombang Omicron Mereda

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Afrika Selatan Cabut Jam Malam Saat Gelombang Omicron Mereda

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JOHANNESBURG - Pemerintah Afrika Selatan mengatakan pada Kamis kemarin bahwa gelombang virus corona (Covid-19) terbaru di negara itu kemungkinan telah melewati puncaknya tanpa adanya peningkatan kasus kematian yang signifikan.

Oleh karena itu, aturan pembatasan yang sebelumnya telah diterapkan pun kini akan dilonggarkan.

Perlu diketahui, Afrika Selatan merupakan negara yang mengidentifikasi kali pertama varian baru Omicron pada November lalu.

Baca juga: Apakah Tes Covid-19 di Rumah Mampu Mendeteksi Varian Omicron?

Baca juga: Total 68 Orang Terjangkit Omicron: Datang dari Arab Saudi hingga Turki

Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (31/12/2021), varian Omicron yang diketahui sangat menular karena mengandung sejumlah mutasi, telah memicu kebangkitan pandemi global pada akhir tahun ini.

Namun saat ini semakin banyak bukti yang akhirnya memunculkan harapan bahwa varian ini kemungkinan menimbulkan gejala penyakit tidak terlalu parah dibandingkan varian lainnya.

"Semua indikator menunjukkan negara kami mungkin telah melewati puncak gelombang ke-4," kata kantor kepresidenan Afrika Selatan dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan berakhirnya aturan jam malam.

Boneka handmade bergambar Covid-19 varian Omicron terlihat di sebuah kios di Managua, pada 27 Desember 2021. - Boneka-boneka tersebut dibakar pada tengah malam pada 31 Desember sebagai tradisi mengucapkan selamat tinggal pada tahun lama dan menyambut tahun baru. (Photo by OSWALDO RIVAS / AFP) (AFP/OSWALDO RIVAS)

Menurut kantor kepresidenan negara itu, kasus infeksi turun hampir 30 persen pada minggu lalu dibandingkan dengan tujuh hari sebelumnya.

Sementara penerimaan pasien Covid-19 di rumah sakit juga mengalami penurunan pada 8 dari 9 provinsi.

"Selama lonjakan, hanya sedikit peningkatan kasus kematian yang tercatat akibat Covid-19. Meskipun varian Omicron sangat menular, ada tingkat rawat inap yang lebih rendah dibandingkan gelombang sebelumnya," jelas kantor kepresidenan.

Ini mengindikasikan bahwa negara itu memiliki kapasitas cadangan untuk penerimaan pasien bahkan untuk melakukan layanan kesehatan rutin.

Menurut data statistik resmi, varian ini kemudian secara cepat menjadi varian yang dominan di Afrika Selatan, menyebabkan ledakan infeksi dengan puncak sekitar 26.000 kasus harian yang tercatat pada pertengahan Desember ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan bahwa varian ini kini hadir di lebih dari 100 negara dan mempengaruhi orang yang telah divaksinasi serta mereka yang pulih dari Covid-19.

Afrika Selatan telah menjadi negara yang paling terpukul Covid-19 di benua itu, dengan mencatat lebih dari 3,4 juta kasus dan 91.000 kematian.

Namun sebanyak kurang dari 13.000 kasus infeksi telah dicatat dalam 24 jam terakhir.

"Kecepatan gelombang ke-4 yang digerakkan oleh Omicron naik, memuncak dan kemudian menurun dengan sangat mengejutkan. Puncaknya dalam empat minggu dan penurunan tajam dalam dua minggu lainnya," kata Fareed Abdullah dari Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan, dalam cuitannya di Twitter.

Saat ini banyak negara yang kembali menerapkan tindakan pencegahan virus karena munculnya Omicron, namun Afrika Selatan justru mengumkan hal sebaliknya tepat sebelum perayaan Malam Tahun Baru.

Seruan agar aturan jam malam yang diberlakukan pada 'tengah malam hingga jam 4 pagi' dicabut pun telah meningkat di sektor perhotelan, dengan para pemilik hotel meluncurkan petisi online yang ditujukan kepada Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.

"Jam malam akan dicabut, karena itu tidak akan ada pembatasan jam pergerakan orang," tegas kantor kepresidenan.

Penjualan alkohol juga akan diizinkan setelah melewati jam 11 malam untuk tempat yang berlisensi.

Penggunaan masker tetap diwajibkan di ruang publik, lalu pertemuan publik dibatasi untuk 1.000 orang di dalam ruangan dan 2.000 di luar ruangan.

Namun, pemerintah terus menekankan perlunya kewaspadaan dan melaksanakan program vaksinasi.

"Risiko peningkatan infeksi tetap tinggi, mengingat penularan varian Omicron yang tinggi," pungkas kantor kepresidenan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini