News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pemberian Vaksin Booster Bisa Kurangi Gejala Saat Terinfeksi Omicron

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vaksinator menyuntikanvaksin dosis ketiga atau booster vaksin Moderna kepada tenaga kesehatan di RSUD Matraman, Jakarta Timur, Jumat (6/8/2021). Pemerintah menargetkan pemberian dosis ketiga kepada tenaga kesehatan rampung pada pekan kedua Agustus 2021. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Informasi terkait varian Omicron kian berkembang.

Penelitian dari sejumlah negara menunjukkan temuan-temuan baru tentang varian yang pertama terdeteksi di Afrika Selatan ini.

Mulai dari vaksin booster yang efektif melawan Omicron hingga masa inkubasi Omicron yang telah bisa diprediksi.

Penelitian dari Skotlandia menunjukkan mereka yang sudah mendapat vaksinasi booster memiliki risiko 57 persen lebih rendah untuk menunjukkan gejala-gejala sesudah terinfeksi Omicron.

Penelitian itu juga menyatakan, terjadi penurunan angka masuk rumah sakit pada varian Omicron dibandingkan Delta.

Namun, ada kemungkinan infeksi ulang pada Omicron adalah 10 kali lebih tinggi daripada mereka yang terinfeksi varian Delta.

Baca juga: Menkes Turki: Istanbul Jadi Episentrum Kasus Omicron

Guru besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, penelitian lain juga menunjukkan hal yang sama.

The United Kingdom Health Security Agency menyatakan, orang yang terinfeksi Omicron punya risiko 50 persen lebih rendah untuk harus masuk rumah sakit bila dibandingkan terinfeksi varian Delta.

Selain itu, mereka juga melaporkan bahwa risiko masuk rumah sakit turun 65 persen pada mereka yang sudah divaksin dua kali dan turun 81 persen pada yang sudah divaksin 3 kali, dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapat vaksin sama sekali.

Penelitian dari Kanada mengkonfirmasi rendahnya angka masuk rumah sakit (0.3 persen) dan juga angka fatalitas (<0.1 persen) pada varian Omicron.

"Tentu saja kalau jumlah kasus banyak sekali maka walaupun persentase relatifnya rendah tapi angka mutlak bisa jadi cukup menimbulkan masalah pula," ungkap dia.

Baca juga: 4 Warga Tangsel Positif Covid-19 Varian Omicron Setelah Libur Nataru 

Terkait dari masa inkubasi dipublikasikan Center For Disease Control (CDC) Amerika Serikat pada 31 Desember 2021 menunjukkan bahwa median antara paparan varian Omicron dan timbulnya gejala adalah 3 hari.

Pendeknya masa inkubasi Omicron ini juga sejalan dengan analisa “UK Health Security Agency” di Inggris.

"Data sebelumnya menunjukkan bahwa masa inkubasi varian Alfa adalah 5 hari dan varian Delta 4 hari, jadi masa inkubasi Omicron memang lebih cepat," ungkap
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini