TRIBUNNEWS.COM - Total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini berjumlah 4.269.740 per Jumat (14/1/2022).
Pada update perkembangan kemarin, pemerintah mencatat adanya 850 kasus baru Covid-19.
Dikutip dari Covid19.go.id, kasus sembuh bertambah 353 dan kematian bertambah 8 kasus.
Jumlah kasus aktif naik 489 kasus menjadi 7.877 kasus.
Artinya, saat ini sebanyak 7.877 orang di Indonesia masih dinyatakan positif Covid-19.
Sementara untuk varian Omicron, terdapat penambahan sebanyak 66 kasus.
Sehingga total konfirmasi kasus Omicron di Indonesia hingga kemarin berjumlah 572 kasus.
Baca juga: Pekerja Migran Indonesia di Madiun yang Datang dari Hongkong Terpapar Covid-19 Varian Omicron
Kasus Kesembuhan dan Kematian
Diketahui kasus positif Covid-19 pertama diumumkan pada 2 Maret 2020 silam.
Hingga saat ini, total kematian yang tercatat akibat virus corona berjumlah 144.163.
Angka tersebut mencapai 3,4 persen dari total kasus saat ini.
Sedangkan total kasus kesembuhan berjumlah 4.117.700.
Mencapai 96,5 persen dari total kasus.
Baca juga: WNI Terkonfirmasi Covid-19 di 6 Negara, Total 7.712 WNI Terkonfirmasi Covid-19 di Luar Negeri
Prediksi Puncak Kasus Omicron di Indonesia
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi soal puncak gelombang varian Omicron di Indonesia.
Berdasarkan pengalaman dari negara lain, Luhut menyebut Indonesia akan mengalami puncak gelombang Omicron pada awal Februari 2022.
Ia menambahkan, gelombang Omicron akan mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari.
"Dari hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, varian Omicron menacapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari varian Delta."
"Untuk kasus Indonesia, kita perkiraan puncak gelombang Omicron awal Februari," kata Luhut, dikutip dari tayangan Youtube Kemenko Marves, Rabu (12/1/2021).
Baca juga: Pasien Covid-19 Varian Omicron Wajib Isolasi di Rumah Sakit, Ini Penjelasannya
Di sisi lain, Luhut memperkirakan sebagian besar kasus Omicron akan bergejala ringan.
Untuk itu, strategi penanganan Omicron akan berbeda dengan varian Delta.
"Sebagian besar kasus yang terjadi diperkiraan akan bergejala ringan, sehingga strateginya juga akan berbeda dengan varian delta," ujarnya.
Luhut mengakui Indonesia sudah jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang Covid-19 Omicron.
Baca juga: UPDATE Kasus Omicron 14 Januari 2022 di Indonesia : Tambah 66 Positif, Total 572 Orang
Hal tersebut lantaran tingkat vaksinasi serta testing, tracing, dan treatment yang lebih tinggi dibanding tahun kemarin.
"Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omciron."
"Tingkat vaksinasi kita sudah tinggi, kapasitas testing dan tracing juga sudah tinggi, sistem kesehatan juga sudah lebih baik, termasuk dalam hal obat-obatan," kata Luhut.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto/Maliana)