News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

8 Fakta Ilmiah Terkini tentang Covid-19 Varian Omicron, Masa Inkubasi hingga Efektifitas Vaksin

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Inza Maliana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar ilustrasi yang diambil di London pada 2 Desember 2021 menunjukkan empat jarum suntik dan layar bertuliskan 'Omicron', nama varian baru covid 19, dan ilustrasi virus.

WHO dan CDC merekomendasikan tindakan preventif sebagai upaya kunci sebab pada kelompok rentan masih dapat menyebabkan gejala yang parah bahkan kematian.

Baca juga: Tiga Cara Tingkatkan Imunitas Tubuh di Tengah Ancaman Omicron

Baca juga: CDC AS: Varian Omicron Sebabkan Lonjakan Rawat Inap Covid-19, Namun Kematian Lebih Rendah

4. Angka Rawat Inap

Beberapa hasil studi terbaru termasuk publikasi Lewnard, J. A., dkk., 2022, serta studi di Denmark, Afrika Selatan, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat menyebutkan angka rawat inap di rumah sakit lebih rendah dibandingkan varian Delta.

Namun, meskipun kasus Omicron dianggap tidak akan banyak memerlukan perawatan intensif, tetapi jika kasus naik tinggi terus menerus akan membebani sistem kesehatan secara nasional.

Kekhawatirannya adalah permintaan pelayanan di rumah sakit yang ikut meningkat, terlebih pula tingginya penularan dapat menempatkan populasi rentan dalam situasi yang lebih berisiko.

5. Orang Terinfeksi bisa Terkena

Wiku mengatakan, Covid-19 Omicron bisa menular pada orang yang sebelumnya pernah terinfeksi Covid-19.

Hal ini karena varian Omicron dapat menghindari kekebalan yang telah terbentuk oleh varian lainnya.

WHO dalam rilisnya menyebutkan fenomena ini telah teramati dari hasil studi di Afrika Selatan, Denmark, Israel, dan Inggris.

Oleh karenanya, Wiku meminta orang yang pernah terinfeksi tetap harus menerapkan protokol kesejhatan dan tetap harus divaksin.

6. Masih Terdeteksi dengan Alat PCR dan Antigen

Varian Omicron sejauh ini masih terdeteksi dengan alat diagnostik RT-PCR maupun alat diagnostik cepat rapid antigen.

Meskipun demikian, hingga saat ini sensitivitas rapid antigen masih terus ditelaah.

Oleh sebab itu, orang dengan hasil rapid antigen negatif, terutama yang bergejala dan kontak erat, disarankan melakukan tes PCR dan isolasi mandiri.

Baca juga: Gejalanya Mirip Flu tapi Omicron Perlu Diwaspadai, Ini Alasannya

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini