BA.2 juga mengandung beberapa mutasi yang tidak ditemukan di BA.1, tetapi para ilmuwan belum yakin apa arti perubahan itu.
WHO belum menentukan apakah BA.2 sebagai varian yang menjadi perhatian (Variant of Concern-VOC).
Sejauh ini, tidak ada informasi yang cukup untuk menentukan seberapa menular atau ganasnya BA.2, meskipun di Afrika Selatan, BA.2 sekarang lebih umum daripada BA.1.
Belum jelas apakah BA.2 lebih menular daripada Omicron.
Namun, menurut Statens Serum Institut, yang melakukan pengawasan penyakit menular untuk Denmark, BA.2 disebut 1,5 kali lebih mudah menular daripada BA.1.
Baca juga: Beda Varian Baru Covid-19 dari Indonesia dengan Delta dan Omicron, Ini Penjelasan Kemenkes
Baca juga: Covid Akhirnya Tiba di Pulau-pulau Terpencil yang Selama ini Bebas Pandemi
Akankah vaksin Covid-19 saat ini bekerja melawan BA.2?
Masih belum diketahui apakah vaksin Covid-19 dapat melawan BA.2 atau tidak, tetapi kabar baiknya adalah ada semakin banyak bukti bahwa vaksin menghasilkan kekebalan langsung dan tahan lama terhadap semua varian SARS-CoV-2 sejauh ini.
Antibodi yang dikatalisasi oleh suntikan hanya dapat melindungi terhadap infeksi untuk waktu yang relatif singkat.
Moderna melaporkan minggu ini bahwa bahkan setelah dosis booster vaksinnya, antibodi penetral virus ini cenderung berkurang setelah enam bulan.
Tetapi respons kekebalan tubuh untuk vaksinasi juga termasuk sel T lebih tahan lama dan ditujukan untuk wilayah virus yang lebih terkonservasi.
Sel T tampaknya memberikan perlindungan yang baik dan tahan lama terhadap penyakit parah dari setiap varian sejauh ini, bahkan jika orang terinfeksi.
Apakah BA.2 mengkhawatirkan?
Jika Anda belum divaksinasi dan belum terinfeksi Omicron, maka ya.
Jika Anda terinfeksi, bahkan jika Anda tidak sakit parah, Anda dapat memulai rantai infeksi yang mengakibatkan kematian.