News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Update Covid-19 di Indonesia, Tambah 33.729 Kasus Baru pada 5 Februari 2022

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga menjalani tes swab antigen di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Jalan Supratman, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/2/2022). Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani menyatakan, kasus harian Covid-19 di Kota Bandung dalam dua minggu terakhir mengalami peningkatan 10 kali lipat dibandingkan dua minggu sebelumnya atau dari 70 kasus menjadi 700 kasus. Pada Rabu, 2 Februari 2022, kasus Covid-19 aktif di Kota Bandung bertambah sebanyak 111 kasus, maka total kasus Covid-19 aktif di Kota Bandung mencapai 793 kasus. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

"Memang kenaikannya jauh lebih rendah dari trend peningkatan kasus, tetapi kejadian wafat kan amat menyedihkan dan tidak dapat tergantikan," kata Mantan Direktur WHO Asia Tenggara
Prof Tjandra Yoga Aditama, Sabtu (5/2/2022).

Ada dua analisa mendalam dari kasus kematian ini.

Pertama tentang varian Omicron yang berhubungan dengan peningkatan angka kematian.

Omicron sejauh ini telah mencatat lima orang meninggal.

Dapat dianalisa varian mana yang menyebabkan angka kematian naik menjadi sampai 42 orang kemarin.

"Kalau ternyata meninggal akibat varian Delta (karena yang meninggal akibat Omicron tercatat lima orang) maka perlu juga digali apakah memang jumlah pasien varian Delta juga makin meningkat sehingga ada peningkatan kematian ini," ungkap pakar kesehatan FKUI ini.

Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Tadi Malam Polda Metro Jaya Tutup Sejumlah Ruas Jalan di Jakarta

Di sisi lain, kematian akibat varian Omicron, maka tentu perlu digali kenapa varian Omicron sampai menimbulkan kenaikan kematian seperti ini.

Kedua, analisa yang lebih tehnik klinis. Dalam hal ini akan baik kalau dilakukan audit untuk mengetahui penyebab kematian.

Seperti yang biasa dilakukan maka dapat dianalisa kelompok umur yang wafat, jenis kelamin, ada tidaknya komorbid dan kalau ada maka apa jenisnya, status vaksinasi dan yang juga penting adalah dimana tempat meninggalnya, apakah di rumah sakit atau di rumah.

"Data yang didapat akan punya dampak klinik bagaimana penanganan pasien gawat dan juga dampak kebijakan kapan pasien harus masuk rumah sakit, atau bentuk kebijakan terkait lainnya," jelas Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Rina Ayu Panca Rini)

Baca berita lainnya terkait Virus Corona.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini