TRIBUNNEWS.COM - Berikut data laju perkembangan kasus Covid-10 atau Corona di Indonesia dalam tiga hari terakhir.
Dalam kurun waktu tiga hari terakhir, tren kasus Covid-19 secara nasional alami penurunan, walaupun sempat melonjak.
Pada Sabtu (12/2/2022), penambahan kasus harian Covid-19 tembus di angka 55.209 pasien.
Jumlah tersebut merupakan puncak jumlah kasus Covid-19 tertinggi sejak varian Omicron masuk ke Indonesia.
Kemudian pada dua hari setelahnya, tren penambahan kasus harian mulai menunjukkan angka penurunan.
Di hari Minggu (13/2/2022), kasus harian Covid-19 bertambah 44.526 pasien.
Sementara, pada Senin (14/2/2022), tercatat kasus harian Covid-19 sebanyak 36.501 pasien.
Baca juga: Update: Angka Keterisian RS Covid-19 Secara Nasional Naik Jadi 31 Persen
Baca juga: Update Covid-19 Global 14 Februari 2022: Total Infeksi Capai 412,2 Juta
Baca juga: Sebaran Kasus Corona 14 Februari 2022: Jakarta Tertinggi 10.275 Kasus, Papua Masuk 10 Besar
Berikut tren laju kasus Covid-19 Indonesia dalam tiga hari terakhir menurut data BNPB:
1. Data per Sabtu (12/2/2022)
Penambahan kasus harian Covid-19: 55.209 pasien.
Angka kasus aktif: 22.532 kasus.
Pasien yang sembuh 32.570 orang.
Pasien meninggal 107 jiwa.
2. Data per Minggu (13/2/2022)
Penambahan kasus harian Covid-19: 44.526 pasien.
Angka kasus aktif: 17.499 kasus.
Pasien yang sembuh: 26.916 orang.
Pasien meninggal: 111 jiwa.
3. Data terbaru per Senin (14/2/2022)
Penambahan kasus harian Covid-19: 36.501 pasien.
Penambahan kasus aktif: 23.018 kasus.
Pasien yang sembuh: 13.338 orang.
Pasien meninggal:Â 145 jiwa.
Adapun kini total kasus Covid-19 secara nasional menjadi 4.844.279 kasus.
Sementara, total angka kesembuhan menjadi 4.323.101 orang.
Total kasus kematian akibat Covid-19 kini menjadi 145.321 jiwa.
Luhut Sebut Puncak Kasus Omicron Indonesia Belum Melebihi Delta Sejak 1 Januari 2022
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyebut kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia belum melampaui puncak kasus varian Delta pada 2021.
Menurutnya, jika melihat kasus di negara lain, biasanya puncak Omicron tiga kali dari varian Delta.
Meski demikian, Luhut menyebut, pemerintah akan terus waspada.
"Sejak 44 hari dari 1 Januari 2022, puncak Omicron sampai saat ini belum melebih puncak Delta di tahun lalu."
"Padahal jika merujuk ke negara lain, biasanya pucak omicron 3-4 kali dari varian Delta," kata Luhut dalam Keterangan Pers Menteri terkait Hasil Ratas PPKM secara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (14/2/2022).
Baca juga: Update: Angka Keterisian RS Covid-19 Secara Nasional Naik Jadi 31 Persen
Lebih lanjut, Luhut mengatakan, saat ini tingkat rawat inap rumah sakit dan tingkat kematian jauh lebih rendah dari varian Delta.
Namun, Luhut mengingatkan, agar masyarakat tetap berhati-hati terhadap Omicron.
"Tapi ini juga tidak mengurangi tingkat kehati-hatian kita, namun juga tidak memberlakukan Omicron ini sama seperti periode Delta lalu," ucapnya.
"Penambahan kasus di Jawa Bali terlihat melambat, namun terjadi peningkatan kontribusi di luar Jawa-Bali," katanya.
Adapun dalam tujuh hari, Luhut menyebut, Provinsi Banten, Jawa Barat, dan Bali menjadi tiga provinsi yang tren kasusnya lebih tinggi dari puncak Delta.
Selanjutnya, untuk tren kasus di DKI Jakarta mulai terlihat melewati puncaknya.
"Berita postifinya, tren kasus di DKI Jakarta menunjukkan tanda-tanda mulai melewati puncaknya, baik kasus harian, kasus aktif, maupun rawat inap mulai menunjukkan menurun," jelas Luhut.
Baca juga: Menkes Sebut Kasus Covid-19 Jakarta Mulai Melandai, Banten, Jabar, Bali Dekati Puncak Kasus
Namun, peningkatan kasus Covid-19 terjadi di DIY, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Meski begitu, masih di bawah puncak Delta.
Untuk itu, pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak terlalu khawatir dan tetap waspada.
"Dari pengalaman kita, mereka yang terinfeksi Omicron tidak terlalu lama dan menjadi negatif kembali."
"Mereka hanya perlu isolasi mandiri, mengonsumsi obat-obatan yang dianjurkan, dan berada di rumah," ucap Luhut.
Ia menjelaskan, pasien Omicron sebagian besar orang tanpa gejala (OTG), bahkan mengalami gejala ringan.
(Tribunnews.com/Shella Latifa/Suci Bangun Dwi S)
Baca artikel lain terkait Virus Corona