TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 2,4 juta orang di seluruh Indonesia harus mengulangi vaksinasi dosis pertama Covid-19.
Hal ini karena vaksinasi Covid-19 dosis pertamanya dianggap hangus.
Efikasi vaksin seseorang yang tidak kunjung mendapat dosis kedua setelah 6 bulan menerima dosis pertama, dinilai sudah menurun.
Untuk diketahui, masyarakat yang memiliki kondisi demikian disebut "sasaran drop out".
Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, menyebut ada sebanyak 2,4 juta penerima vaksin Covid-19 dosis pertama yang harus mengulang.
"Sasaran penerima vaksin kedua sebanyak 2,4 juta (jiwa) yang sudah lebih dari enam bulan belum mendapatkan dosis kedua."
"Sehingga 2,4 juta jiwa ini akan menjadi sasaran untuk mendapatkan vaksin primer mulai dari dosis satu dan dosis dua," ujarnya dalam keterangan pers virtual yang disiarkan YouTube Kementerian Kesehatan RI, Rabu (16/2/2022).
Baca juga: Jokowi Minta Vaksinasi Dosis Kedua dan Booster Dipercepat, Ini Panduan Jika Terlewat Vaksin Kedua
Baca juga: Ada Sentra Vaksinasi Booster di Senayan Park hingga 3 Maret 2022
Sementara itu, bagi masyarakat yang belum mendapatkan dosis kedua dan rentang waktu vaksinnya belum mencapai enam bulan, diimbau untuk segera melakukan vaksinasi dosis kedua.
Jenis vaksin pada pelaksanaan vaksinasi keduanya pun juga dibebaskan, mengikuti vaksin yang tersedia di wilayah setempat.
"Dan kalau kita melihat 18,4 juta sasaran yang artinya masih pada rentang dosis vaksin keduanya belum mencapai enam bulan."
"Sehingga bisa menggunakan vaksin dosis kedua jenis apapun yang tersedia saat ini," sambung Nadia.
Terbanyak Jawa Barat
Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, total ada 20 juta orang yang belum divaksinasi dosis dua.
Mereka mendekati masa drop out.
Masyarakat yang paling banyak belum mendapatkan vaksinasi dosis kedua adalah Provinsi Jawa Barat.
Selain itu, 4 provinsi lainnya Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, dan Sumatera Utara.
"Dengan kondisi ini pemerintah berusaha melakukan tindakan cepat untuk segera melakukan percepatan vaksinasi dosis kedua dengan terbuka pada saran berbagai Ahli termasuk dari ITAGI," kata Wiku dalam konpers virtual yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (17/2/2022).
Baca juga: CARA Daftar dan Cek Tiket Beserta Jadwal Vaksinasi Booster di Aplikasi atau Laman PeduliLindungi
"Untuk itu, dimohon seluruh Kepala Dinas Kesehatan seluruh Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota untuk serius melakukan arahan pemerintah pusat."
"Diantaranya, segera melakukan vaksin dosis kedua bagi sasaran yang mengalami drop out dalam waktu kurang atau sama dengan 6 bulan dengan platform yang menyesuaikan ketersediaan di masing-masing daerah," jelas Wiku.
Selain itu, Pemda wajib melakukan pengulangan vaksinasi primer bagi sasaran yang mengalami drop out dalam waktu lebih dari enam bulan.
Pengulangan vaksinasi primer dapat menggunakan platform yang berbeda dari vaksin semula.
"Lalu, untuk kedua upaya ini wajib memprioritaskan penggunaan platform jenis vaksin dengan memperhatikan masa kadaluarsa serta stoknya khususnya jenis vaksin yang hanya diberikan pada populasi khusus karena jumlahnya terbatas," sambung Wiku.
Baca juga: Dinas Kesehatan Pemprov Sumatera Utara Optimis Stok Vaksin 351.718 Dosis Tidak Akan Kedaluwarsa
Sumut Genjot Percepatan Vaksinasi
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ismail Lubis di Medan mengatakan saat ini pihaknya berupaya untuk memaksimalkan pemberian dosis vaksin kedua bagi warganya yang mulai mendekati masa drop out, yakni sebanyak dua juta orang.
"Kita ada petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan, itu bagi masyarakat ada yang drop out vaksin dua, di Sumut dua juta lebih masuk kategori drop out."
"Kita maksimalkan pemberian vaksinasi untuk warga Sumatra Utara, terlebih bagi yang masuk ke dalam kategori drop out ini karena jumlahnya cukup banyak," kata Ismail Lubis dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (18/2/2022).
Ismail Lubis mengatakan pihaknya akan segera memanfaatkan 351.718 dosis vaksin yang akan kedaluwarsa 28 Februari, untuk memvaksinasi dua juta warganya yang masuk kategori drop out.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)