TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro mengungkapkan jika saat ini varian Covid-19 yang mendominasi dunia adalah Omicron.
"Sebenarnya kalau boleh dikatakan ya kita harus bersyukur sat ini mendominasi dunia varian Omicron. Dimana varian ini lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya yang mengakibatkan gelombang kedua yaitu Delta," ungkapnya pada siaran Radio RRI, Selasa (22/2/2022).
Hal ini dikarenakan varian Covid-19 lebih menyerang saluran pernapasan atas dibandingkan ke paru-paru. Tetapi bukan berarti, kemudian varian omicron bisa disepelekan.
Tetap saja, menurut Reisa virus penyebab covid-19 akan selalu menghadirkan risiko. Sehingga bisa saja perjalanan penyakit ini terhitung berat dan dapat menyebaban Long Covid-19 atau post Covid-19 sindrom.
"Terutama harus hati-hati pada masyarakat, seperti orang lanjut usia, komorbid, dan anak-anak. Serta bagi yang belum divaksinasi Covid-19," kaya Reisa menambahkan.
Jadi tetap hal yang paling utama adalah menjaga protokol kesehatan.
Baca juga: Ciri-ciri Gejala Umum Omicron, Berikut Ketentuan dan Hal yang Perlu Diperhatikan saat Isoman
Vaksin Covid-19 memang penting, tapi tidak membuat kebal 100 persen. Hanya saja, vaksin dapat menurunkan risiko perburukan dan kematian.
Dikutip data Kementerian Kesehatan pada 19 Februari 2022, disebutkan kemampuan vaksinasi menurunkan kematian akibat Covid-19 di Indonesia. Kemampuan ini bisa sampai 11 persen bagi dosis suntik pertama.
"Tapi melonjak 67 persen bagi yang sudah lengkap dua dosis. Dan kalau sudah ada booster 3 dosis, perlindungan naik lagi hingga 91 persen," tegasnya.
Ia pun menyarankan kalau sudah lewat 6 bulan dari vaksin kedua, segera lengkapi dengan booster. Karena dapat memberikan ekstra proteksi kepada tubuh.
"Kepada anak anak yang sudah boleh untuk usia 6 tahun keatas. Terus punya komorbid, tanyakan dulu, konsultasikan dengan dokter. Kalau sehat dan terontrol boleh menerima vaksinasi covid-19," pungkasnya.