"Indonesia telah berhasil melalui puncak Omicron yang ditunjukkan tren perbaikan data-data kasus secara menyeluruh," ucapnya.
"Hanya dalam tiga Minggu berturut-turut kasus positif mingguan telah turun sebesar 64 persen setelah mencapai puncak tertinggi pada pertengahan bulan Februari silam," imbuh Wiku.
Selain itu, kata Wiku, tren penurunan juga ditunjukkan pada kasus kematian meski lambat.
"Meskipun lebih lambat, kasus kematian juga menunjukkan penurunan hingga 10 persen dari puncak," jelasnya.
Baca juga: Jadi Tersangka Korupsi Dana Covid-19, Sekda Samosir Ditahan di Rutan Tanjung Gusta
Wiku menambahkan, perbaikan juga terlihat pada data kasus aktif kesembuhan dan persentase pemakaian tempat tidur atau bed occupation rate (BOR).
"Jika pada minggu lalu terdapat 470 ribu kasus aktif di minggu ini hanya terdapat 340 ribu atau 5,82 persen kasus aktif."
"Turunnya kasus aktif tentunya didukung pula dengan semakin bertambahnya orang yang telah sembuh," ucapnya.
Berdasarkan keterangan Wiku, pada pekan ini terdapat 270 ribu orang sembuh yang meningkatkan persentase kesembuhan hingga mencapai 91,6 persen.
Sementara itu, pada minggu lalu, persentase kesembuhan hanya 89,11 persen.
Wiku menjelaskan, penurunan kasus aktif dan peningkatan kesembuhan pun berdampak pada turunnya angka pemakaian tempat tidur atau BOR.
“Jika pada 6 Maret 2022 terdapat hampir 30 persen tempat tidur Covid-19 terpakai, saat ini angkanya telah turun.”
“Per tanggal 13 Maret 2022 hanya terdapat sekitar 20 persen keterpakaian tempat tidur,” tuturnya.
Dikatakan, keberhasilan Indonesia melewati puncak Omicron ini hanya dapat tercapai berkat upaya keras masyarakat yang tertib menerapkan kebijakan pengendalian Covid-19.
Untuk itu, pemerintah berterima kasih kepada masyarakat yang dengan kesadaran tinggi telah turut serta dalam melindungi satu sama lain.