News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Covid-19 di Indonesia Terkendali, Menkes Singgung Soal Super Immunity

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menuturkan, kasus Covid-19 yang terkendali di tengah gempuran sub varian Omicron BA.2, ditengarai karena Indonesia telah memiliki super immunity.

Kondisi ini berbeda dengan beberapa negara yang melaporkan terjadi lonjakan kasus karena sub varian tersebut.

Budi menerangkan layaknya India, Indonesia telah mengalami hantaman hebat pada gelombang Delta lalu.

Saat itu ribuan orang terinfeksi Covid-19 yang kemudian membentuk antibodi alami.

"Hasil penelitian menunjukan yang pernah terpapar Covid-19 lalu divaksin, daya tahan tubuh sangat kuat dan bertahan lama. Kombinasi itu yang terjadi di India dan Indonesia. Saat Omicron datang sudah dobel imunitasnya, istilah ilmiahnya super imunity" kata dia dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/3/2022).

Melihat kondisi penularan yang terkendali ini, pemerintah pun mulai melonggarkan kebijakan, seperti memperbolehkan mudik dan menjalankan ibadah ramadan.

Baca juga: Jokowi Sebut Umat Muslim Bisa Kembali Salat Tarawih Berjamaah di Masjid pada Ramadan Tahun Ini

"Presiden concern agar kita bisa melaksanakan Ramadhan dan Idul Fitri lebih baik setelah 2 tahun pandemi agar merayakan idul fitri secara normal," imbuhnya.

Saat ini, angka penularan virus atau reproduction number Indonesia mendekati angka 1.

Artinya, penularan Covid-19 terhitung rendah di tengah masyarakat.

"Angka reproduction rate di bawah 1, berarti 2-3 orang hanya menulari 1 orang," katanya.

Meski demikian Menkes Budi menekankan, agar masyarakat tetap perlu melengkapi diri dengan vaksinasi lengkap dan booster.

Misalnya di Hongkong, angka kematian pasien tinggi, setelah dilihat vaksin di Hongkong tingginya untuk kelompok non-lansia.

Sementara lansia 80 tahun ke atas masih rendah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini