TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah merilis data penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia sebanyak 4.189 pasien, Sabtu (26/3/2022).
Tambahan kasus Covid-19 hari ini mengalami penurunan dibanding Jumat (25/3/2022), yang berada di angka 4.857 kasus.
Artinya, tambahan kasus baru berkurang 668 pasien dibandingkan pada Jumat kemarin.
Kini, total kasus infeksi corona di Indonesia sebanyak 5.995.876 hingga sore ini.
Kabar baiknya, untuk pasien sembuh dari Covid-19 bertambah 10.943 dan totalnya mencapai 5.702.163 orang.
Baca juga: Update Covid-19 Global 26 Maret 2022: Total Kasus Baru di Seluruh Dunia 1.466.754
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, untuk kasus kematian harian tercatat bertambah 107 jiwa.
Jadi, total kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia sebanyak 154.570 jiwa.
Adapun total kasus aktif di Indonesia sebanyak 139.143 orang.
Dikutip dari situs Kemenkes, total masyarakat yang sudah vaksinasi dosis pertama sebanyak 195.719.065 orang.
Kemudian, sebanyak 157.569.955 dosis kedua telah disuntikkan ke warga.
Untuk vaksinasi Covid-19 dosis ketiga, saat ini sudah disuntikkan ke 19.650.168 orang.
Baca juga: Booster Jadi Syarat, Satgas Covid-19 Bantah Pemerintah Larang Mudik Secara Halus
Masyarakat Perlu Waspadai Sub Varian Omicron BA.2 Jelang Ramadhan
Diberitakan Tribunnnews.com, secara data global, sub varian Omicron yaitu BA.2 kini tengah menjadi perhatian dan berpotensi menjadi ancaman yang dapat memperburuk situasi.
Hal tersebut, disampaikan oleh Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.
Menurutnya, kondisi lonjakan kasus telah terjadi di beberapa wilayah di dunia.
Di antaranya seperti Eropa, Cina, Hongkong dan Korea.
Sehingga, diprediksi sekitar dua hingga minggu ke depan akan ada lonjakan kasus di Amerika dan India.
"Di antara BA.2 dan Deltacron, BA.2 ini yang harus kita waspadai saat ini. Bukan berarti Deltacron diabaikan.
"Tapi secara data, fakta, itu BA.2 yang Indonesia bisa berpotensi menyebabkan lonjakan baru," katanya kepada Tribunnews, Jumat (25/3/2022).
Meskipun, lanjut Dicky, gelombang baru tidak sebesar varian Omicron.
Di sisi lain cenderung akan berdampak pada daerah tertentu, terutama cakupan daerah yang vaksinasi Covid-19 masih belum memadai khusus dosis dua dan booster.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus menjadi catatan.
Apalagi menjelang aktivitas bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
Sub varian BA.2 ini pun menjadi salah satu yang patut diwaspadai.
Mengingat, cakupan vaksinasi Covid-19 masih rendah di beberapa daerah.
"Jadi harus kuat mitgasinya. Ditambah dengan booster dan protokol kesehatan. Kemudian di masa puasa atau lebaran, kelonggaran bisa terjadi. Namun harus ditingkatkan upaya mitigasi," tegas Dicky.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan, yakni mengejar cakupan vaksinasi Covid-19 untuk dosis dua dan tiga atau booster.
Upaya ini terhitung cukup membantu merendam lonjakan kasus.
Khususnya, pada kelompok rawan seperti orang lanjut usia dan mereka yang memiliki komorbid.
"Mereka yang menjadi kontributor dari kasus hunian rumah sakit dan kematian. BA.2 ini kecepatannya lebih cepat dari Delta. Dan orang yang belum mendapatkan vaksinasi baru satu dosis berisiko fatal saat terinfeksi," ungkapnya.
Catatan Redaksi:
Mari bersama-sama lawan virus Corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Gilang Putranto/Aisyah Nursyamsi)
Simak berita lainnya terkait Virus Corona