Kehadiran sub varian BA.2.75 di Indonesia pun dinilai tinggal masalah waktu.
Untuk itu, Pakar Epidemiologi Griffith, University Dicky Budiman, mengatakan Indonesia perlu waspada.
"Hanya masalah waktu. Karena dengan era globalisasi saat ini, hanya butuh satu minggu untuk bisa mewabah di seluruh dunia," katanya kepada Tribunnews, Minggu (14/8/2022).
Sebelumnya, sub varian BA.5 yang saat ini mendominasi dunia termasuk Indonesia.
Sebagai informasi, sub varian ini memiliki kemampuan transmisi atau penularan yang paling tinggi di antara sub varian lain.
"Ketika BA.5 dikalahkan oleh BA.2.75, ini menunjukkan tedensi bahwa BA.2.75 ini memiliki kemampuan penularan transmisi yang jauh lebih tinggi. Sehingga sejak Mei sudah terdeteksi di beberapa puluh negara," tegas Dicky.
Padahal, sebagian negara telah memiliki imunitas karena vaksinasi Covid-19 yang jauh lebih besar.
Meski demikian, sub varian BA.2.75 bisa menyebar.
Bahkan, orang yang telah melakukan vaksinasi tiga dosis masih bisa terinfeksi BA.2.75 meski banyak mayoritas tidak bergejala
Baca juga: B20 Indonesia Antisipasi Disrupsi Pandemi Covid-19 Ke Sektor Pendidikan Dan Ketenagakerjaan
Sejauh ini, kata Dicky, belum ada data menunjukkan yang gejala berat dari BA.2.75.
Namun, sub varian ini memiliki kemampuan menginfeksi maupun mereinfeksi, serta menerobos proteksi yang dibangun.
"Ini harus diwaspadai karena pada gilirannya, orang yang berkali-kali terinfeksi akan berpotensi merusak organ juga mengalami Long Covid-19," jelasnya.
Lebih lanjut, Dicky mengatakan, jika kehadiran sub varian ini bisa berpotensi memperpanjang durasi gelombang.
Dicky pun memprediksi Indonesia akan menghadapi masa kritis hingga Oktober.