News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kemenkes: 8 Provinsi Alami Peningkatan Kasus Covid-19 dalam Satu Minggu Terakhir

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril, saat menyampaikan perkembangan Covid-19, Monkey Pox dan Hepatitis Akut di Indonesia, Jumat (16/9/2022).

TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril, mengumumkan perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa hari terakhir.

Menurut Syahril, situasi Covid-19 hingga 15 September 2022 ini, ada delapan provinsi yang mengalami peningkatan kasus.

Di antaranya, Papua Barat, Sulawesi Utara, hingga Kepulauan Riau.

"Pada update 15 September 2022, jadi ada 8 provinsi yang mengalami peningkatan kasus harian dalam satu minggu, yang 26 (Provinsi) penurunan ya," katanya saat menyampaikan perkembangan Covid-19, Monkey Pox dan Hepatitis Akut di Indonesia, Jumat (16/9/2022).

"Ada Papua Barat, Sulawesi Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau," imbuh Syahril.

Meski demikian, dalam dua minggu terakhir terjadi tren penurunan kasus Covid-19.

Baca juga: Update Covid-19 Global 16 September 2022: Total Infeksi 615,9 Juta, Jumlah Kematian 6,5 Juta

Tren kasus konfirmasi dalam 2 minggu terakhir ini mengalami penurunan dari 4.078 menjadi 2.507.

"Ini adalah satu kabar yang menggembirakan bagi kita," ucap Syahril. 

Selain kasus konfirmasi yang menurun, kasus aktif di Indonesia juga mengalami penurunan dalam 2 minggu terakhir, dari 45.759 menjadi 32.480 kasus.

Kemudian, tren pasien yang dirawat pada 2 minggu terakhir pun mengalami penurunan, dari 3.988 menjadi 3.340.

Sementara itu, kasus Covid-19 secara global, terjadi tren kasus dan varian di beberapa negara dengan peningkatan kasus.

Seperti Hongkong, Taiwan, Rusia, dan Cina.

Dari keempat negara itu, mayoritas didominasi varian B4.5, kecuali Cina.

Ilustrasi Virus Corona. (Freepik)

Adapun sebagai informasi, untuk kasus harian Covid-19 di Indonesia pada Kamis (15/9/2022) bertambah sebanyak 2.651 kasus.

Kasus baru virus Corona pada Kamis kemarin, mengalami penurunan dibandingkan hari Rabu (14/9/2022).

Artinya, kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia pun mengalami perbaikan dalam beberapa hari terakhir.

Total kasus terkonfirmasi virus corona sebanyak 6.402.686 kasus hingga Kamis (15/9/2022).

WHO: Akhir Pandemi Covid-19 Sudah di Depan Mata

Diberitakan Tribunnews.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan pandangannya mengenai kondisi pandemi Covid-19 di dunia.

Menurut WHO, ada kemungkinan akhir dari pandemi Covid-19 sudah di depan mata.

Meski begitu,  WHO tetap meminta masyarakat untuk waspada.

Hal itu sejalan dengan pernyataan WHO yang mengungkapkan, kasus infeksi Covid-19 global saat ini sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan secara signifikan.

“Kami tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi ini,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.

"Kami belum sampai di sana, tetapi akhir pandemi sudah di depan mata," tambahnya.

Dilansir Aljazeera, Kamis (15/9/2022), Tedros mengatakan, virus yang telah menewaskan jutaan orang dan menginfeksi 606 juta masyarakat di seluruh dunia turun ke level terendah pada pekan lalu.

“Jika kita tidak mengambil kesempatan ini sekarang, kita akan menghadapi risiko lebih banyak varian, lebih banyak kematian, lebih banyak gangguan, dan lebih banyak ketidakpastian,” ucap Tedros.

Baca juga: Komnas KIPI: Semua Vaksin Covid-19 Masih Teruji Aman

Dalam upaya membantu negara-negara melakukan pengendalian virus, WHO pun menerbitkan enam ringkasan kebijakan.

Tedros mendesak para pemimpin negara di seluruh dunia untuk memvaksinasi 100 persen kelompok berisiko tinggi dan terus melakukan pengujian terhadap virus.

Selain itu, WHO memperingatkan, adanya kemungkinan gelombang virus di masa depan.

WHO juga mengatakan, negara-negara perlu menjaga pasokan peralatan medis dan petugas kesehatan yang memadai.

"Kami memperkirakan akan ada gelombang infeksi di masa depan, berpotensi pada titik waktu yang berbeda di seluruh dunia yang disebabkan oleh subvarian Omicron yang berbeda atau bahkan varian yang berbeda," ucap Maria Van Kerkhove, ahli epidemiologi senior WHO.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Mikael Dafit Adi Prasetyo)

Simak berita lainnya terkait Virus Corona

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini