Pemilihan responden yang sama bertujuan agar bisa melihat perubahan kadar antibodi dari Desember 2021 sampai Januari 2023.
Ahli Epidemiolog FKM UI Iwan Ariawan, MSPH mengatakan tujuan dari survei Serologi ini adalah untuk mengetahui berapa persen penduduk Indonesia yang sudah punya antibodi terhadap SARS CoV-2.
Metodologi dari sero survei yang dilakukan ini berhasil mengumpulkan darah yang kemudian diperiksa antibodinya dari 16.286 responden.
"Hasilnya, pada Desember 2021 pada orang yang sama itu 88 persen, penduduk Indonesia sudah memiliki imunitas terhadap COVID-19, di Juli 2022 naik jadi 98,5 persen. Kemudian di Januari 2023 naik menjadi 99 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi," tutur Iwan.
Meningkatnya kadar antibodi penduduk dapat disebabkan oleh peningkatan cakupan vaksinasi atau masih terjadinya transmisi COVID-19
"Jadi peningkatan kadar antibodi itu disebabkan karena vaksinasi atau pernah terinfeksi virus COVID-19," ucapnya.
Lebih lanjut Iwan ia mengatakan jika berdasarkan usia, semakin tinggi umur semakin tinggi kadar antibodinya.
Hal itu disebabkan karena pada Lansia risiko terjadinya COVID-19 berat atau meninggal itu paling tinggi.
Sementara pada anak-anak, kadar antibodinya paling rendah pada balita karena mereka belum mendapatkan vaksinasi.
Ahli Epidemiologi FKM UI dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D. menambahkan, survei Serologi yang dilakukan ini digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pemerintah seperti pencabutan PPKM.
Selanjutnya bisa juga digunakan untuk pengambilan kebijakan terkait vaksinasi.
Pihaknya pun mendorong semua penduduk untuk melakukan vaksinasi Covid-19 dan booster.
Walaupun sudah punya antibodi, tapi harus ditingkatkan lagi.
"Karena virus masih ada dan masih terus bermutasi," kata dr. Pandu.