Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kondisi Covid-19 di Tanag Air kian hari memang terus membaik.
Hal ini juga ditandai dengan pencabutan status kedaruratan Covid-19 beberapa waktu yang lalu oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Namun bagaimana prediksi Covid-19 di masa depan?
Terkait ini, Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman ungkap jika tidak ada jawaban tunggal.
"Sejauh ini ada beberapa skenario sebetulnya," ungkap Dicky pada Tribunnews, Rabu (14/6/2023).
Pertama, Covid-19 akan menjadi penyakit endemi.
Skenario ini paling dominan, mayoritas para ahli mendukung ke arah skenario pertama.
Artinya, Covid-19 akan terus menjadi masalah kesehatan.
Covid-19 akan menyebabkan kematian dan masih pada pasien yang masuk ke rumah sakit, meski jumlah makin berkurang.
"Dan ini dikatakan salah satu prediksinya adalah menyerupai pola musiman dari influenza. Dan outbreak secara berkala," papar Dicky.
Selain itu pada skenario ini, jumlah kasus relatif stabil.
Baca juga: Syarat Perjalanan Terbaru pada Masa Transisi Endemi Covid-19, Perhatikan 5 Poin Pentingnya
Namun skenario ini bisa terjadi dengan asumsi, masyarakat telah memiliki kekebalan imunitas.
"Nah, skenario ini, mengasumsikan bahwa mayoritas populasi memiliki imunitas terhadap virus Covid-19. Baik vaksinasi atau terinfeksi," kata Dicky lagi.
Skenario kedua, adanya varian baru yang lebih berpotensi merugikan.
Terjadi peningkatan bukan hanya pada kemampuan menular saja, tapi juga resistensi terhadap vaksin yang ada.
Skenario ini akan berujung pada epidemi. Ketika berstatuskan epidemi, maka akan ada kejadian luar biasa (KLB) atau outbreak di beberapa wilayah atau daerah.
Skenario ketiga adanya satu kondisi di mana Covid-19 bukan hilang, tapi dalam level sangat rendah.
"Tapi ini asumsinya adalah karena vaksinasi sangat efektif. Disertai dengan respon public health yang memadai," kata Dicky.
Misalnya, orang selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Pada kelompok rawan di fasilitas umum selalu memakai masker.
Diikuti dengan cakupan vaksinasi yang tinggi, dan efektif dikombinasi pendekatan dengan masyarakat terkait pencegahan.