TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengkritik 3 anggota DPRD Takalar, Sulawesi Selatan, yang terlibat perkelahian dan saling lapor ke kepolisian.
Bagi Senator asal Jawa Timur itu, perbuatan ketiga anggota DPRD tersebut sangat tidak terpuji dan menjadi contoh buruk bagi masyarakat.
"Saya menyesalkan perkelahian yang melibatkan 3 anggota DPRD Takalar. Perbuatan mereka tidak mencontohkan sikap wakil rakyat, apalagi mereka berkelahi saat sedang rapat di gedung DPRD," tutur LaNyalla, Selasa (4/5/2021).
Ditambahkannya, wakil rakyat seharusnya memberikan contoh keteladanan. LaNyalla juga mengingatkan setiap anggota dewan untuk menjaga marwah serta nama baik institusi lembaga tempatnya mengabdi.
"Anggota DPRD dipilih langsung oleh rakyat, punya tanggung jawab moral. Bagaimana bisa justru mempertontonkan sikap bar-bar yang seharusnya dihindari. Di mana etikanya sebagai wakil rakyat?" tanyanya.
Anggota Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur tersebut sangat prihatin dengan adanya peristiwa ini. Apalagi salah seorang anggota DPRD Takalar yang terlibat perkelahian sampai terluka dan dirawat di rumah sakit.
"Saya berharap ke depan tidak lagi ada kejadian seperti ini. Peristiwa perkelahian anggota dewan di Takalar telah mencoreng nama lembaga legislatif, khususnya di tingkat daerah," sebut LaNyalla.
Pria yang pernah menjabat sebagai Ketum PSSI ini berharap Badan Kehormatan DPRD Takalar mengusut perkelahian, yang penyebabnya masih belum diketahui tersebut. Fraksi atau partai tempat ketiga politikus itu bernaung juga diharapkan memberikan atensi terhadap masalah ini.
Selain itu, LaNyalla juga mengimbau agar pihak-pihak yang terlibat dalam perkelahian menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan. Jalur hukum dinilai menjadi cara paling akhir.
"Saya juga meminta kepada saudara-saudara di DPRD Takalar untuk saling meredam emosi dan menghentikan perseteruan serta meminta maaf kepada masyarakat atas peristiwa ini. Anggota DPRD yang berkelahi harus bisa mengembalikan kewibawaan lembaga," ucapnya.
Kericuhan terjadi saat rapat laporan pertanggungjawaban di ruang sidang kantor DPRD Takalar, Sulawesi Selatan. Peristiwa bermula ketika salah satu anggota DPRD tidak terima saat pembahasan pemilihan wakil ketua panitia laporan keterangan pertanggung-jawaban dipilih ulang.
Sempat terjadi adu argumentasi yang berujung pada tindak penganiayaan. Tiga anggota DPRD Takalar terlibat keributan ini, 1 di antaranya harus dilarikan ke Rumah Sakit.(*)