News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Marak Hoaks dan Ujaran Kebencian, Wakil Ketua DPD RI Ajak Penuhi Ruang Digital dengan Konten Positif

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin melalui keterangan resminya Kamis (20/5/2021) mengajak masyarakat Indonesia membanjiri laman-laman media sosial dan aplikasi sejenisnya dengan konten positif.

"Hari ini kita sering ditampilkan oleh konten negatif yang tidak mendidik, bahkan di ruang digital kita sangat sesak dengan narasi-narasi yang berbau kejahatan serta mengancam persatuan dan kesatuan NKRI," ujar Sultan.

Misalnya, lanjut Sultan, dengan berkembangnya teknologi informasi yang ada,  saat ini marak sekali terjadinya hoaks, penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, perundungan siber, ujaran kebencian, bahkan radikalisme berbasis digital.

Maka senator muda asal Bengkulu tersebut terus menghimbau agar ruang digital bisa dimanfaatkan sebagai alat edukasi. Dan hal itu dapat terwujud apabila pengguna aplikasi di ruang digital memiliki kesadaran bersama untuk memaksimalkan peran teknologi sebagai penunjang kebutuhan hidup manusia dalam hal yang produktif serta tidak memberi efek buruk baik dalam ruang relasi sosial itu sendiri, maupun kepada tindak tanduk yang berpotensi perbuatan melanggar norma serta hukum yang berlaku.

Era digital saat ini memiliki dampak seperti dua sisi mata uang, ada aspek positif dan negatifnya. Jika digunakan secara arif akan banyak mendatangkan manfaat, tetapi jika digunakan secara salah justru akan mengakibatkan ketidak baikan.

Sultan juga menjelaskan bahwa seluruh ruang kehidupan sangat terbantu akan hadirnya perkembangan teknologi informasi saat ini yang berbasis pengelolaan ruang digital. Tapi yang menyedihkan banyak pula dalam kasus yang terjadi di Indonesia dalam penggunaan ruang digital justru memancing perbuatan melanggar norma serta hukum.

"Banyak contoh kasus hoaks/ujaran kebencian akibat penggunaan media sosial yang mendapatkan sanksi hukum dan sosial. Terakhir insiden yang terjadi pada siswi pelajar di Bengkulu Tengah karena menghina Palestina dan juga kasus-kasus lainnya. Jadi dari apa yang terjadi tersebut hendaknya dapat dijadikan contoh dan pengalaman agar kita arif serta bijaksana dalam memanfaatkan medsos," tandas Sultan.

Pada kesempatan ini Sultan juga bersepakat bahwa peningkatan literasi digital merupakan kebutuhan dari teknologi informasi yang berkembang pesat.

"Saya mendukung apa yang disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo yang mengapresiasi 110 lembaga dan berbagai komunitas yang terlibat dalam program literasi digital nasional. Saya juga berharap gerakan ini terus dilakukan agar masyarakat Indonesia semakin cakap dalam memanfaatkan internet," tegas Sultan.

Menurutnya, seluruh kegiatan dalam kaitan menumbuhkan kesadaran dalam literasi digital harus mendapat dukungan dari kita semua sebagai komponen masyarakat. Sebab tanpa kebersamaan, maka hal tersebut tidak akan terwujud.

Sultan juga meminta agar nantinya gerakan ini bukan hanya dalam bentuk hadirnya komunitas-komunitas saja yang memiliki kesadaran tanggung jawab dalam menumbuhkan kesadaran literasi digital di Indonesia, tapi juga peran serta intervensi pemerintah melalui jalur pendidikan formal yang ada. Sebab kedepannya, arus informasi yang didukung oleh teknologi tidak akan terbendung, termasuk dampak buruknya.

"Maka tugas kita adalah memastikan bahwa sumber daya manusia yang kita miliki dapat mengoptimalkan ruang digital sebagai alat dalam memberikan dampak produktif dengan penuh kesadaran bagi manusia sebagai individu ataupun masyarakat luas didalam lingkungan sosial," tutup Sultan.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini