TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi V DPR RI meninjau secara langsung lokasi kecelakaan pesawat antara Batik Air dengan TransNusa di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (7/4/2016). Rombongan Komisi V itu dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Michael Wattimena dan Yudi Widiana Adia.
Dalam kunjungan ke Bandara Halim tersebut, turut serta beberapa anggota Komisi V, Miryam S Haryani, Anton Sihombing, Fauzih H Umro, Sadarestuwati, Daniel Mutaqien Syarifuddin, Anton Sukartono Suratto dan Salim Fakhry.
Pimpinan maupun anggota Komisi V melihat secara langsung keadaan pesawat Batik Air yang sayap bagian kirinya mengalami kerusakan. Sementara itu pesawat TransNusa tidak terlihat di dekat pesawat Batik Air yang terparkir di Bandara Halim.
Michael setelah melihat langsung kondisi pesawat Batik Air yang mengalami kecelakaan menuturkan, bahwa pihaknya menyesali terjadinya insiden pada 4 April 2016 lalu. Seharusnya, kecelakaan tersebut tidak perlu terjadi jika pilot berhati-hati.
"Kami Komisi V DPR RI sangat menyesali peristiwa tabrakan antara Batik Air dengan TransNusa Air pada tanggal 4 kemarin. Hari ini kami Komisi V meninjau langsung untuk melihat dari dekat terhadap pesawat Batik Air dan TransNusa," kata Michael.
Politkus partai Demokrat itu menuturkan, Bandara Halim Perdana Kusuma memiliki tiga fungsi yaitu bandara yang dimiliki oleh militer tapi digunakan oleh sipil. Dan fungsi ketiga adalah lebih penting dan vital yaitu bandara tersebut juga dipakai untuk kegiatan VVIP.
"Semestinya dengan tiga fungsi itu, dari aspek keamanan dan keselamatan sudah tidak harus dipertanyakan lagi. Tapi memang ada kekurangan di bandara ini," tuturnya.
Masih kata Michael, permasalahan yang paling vital di Bandara Halim adalah tidak memiliki Taxiway. Dirinya berharap dengan terjadinya kecelakaan di Bandara Halim kemarin membuat pemerintah dengan Angkasa Pura II melakukan perbaikan-perbaikan.
"Sehingga mungkin baik pemerintah maupun AP II sama-sama ke depan melakukan perbaikan-perbaikan yang sangat signifikansi," tandasnya.