News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Komisi IX Nilai Pembukaan Sekolah Saat Pandemi Tidak Tepat

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPR RI Netty Prasetiyani

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Heryawan menilai wacana pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19 sebagai ketergesaan yang berbahaya.

Menurutnya, jika dipaksakan, akan menjadi pertaruhan besar bagi keselamatan generasi penerus bangsa di masa depan. Ketua Tim Covid-19 F-PKS ini menegaskan, pembukaan sekolah di saat pandemi sama saja dengan mempertaruhkan nyawa generasi penerus bangsa.

“Kita tahu, hingga kini transmisi Covid-19 belum terkendali, kasus baru masih terus terjadi, dan kurvanya juga masih belum melandai. Saya keberatan jika anak-anak seperti dijadikan kelinci percobaan untuk menguji kebijakan Pemerintah. Atas nama  kecintaan, kepedulian  dan keberpihakan terhadap masa depan generasi bangsa, saya minta tunda kebijakan ini,” tegas Netty dalam siaran pers kepada Parlementaria, Sabtu (30/5/2020).

Baca: Satgas Lawan Covid-19 Minta Mendikbud Segara Jelaskan Protokol Kesehatan di Sekolah Saat New Normal

Kekhawatiran Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI ini wajar, mengingat penularan Covid-19 kepada anak-anak Indonesia tergolong cukup tinggi.

Sebagaimana rilis resmi yang disampaikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada 18 Mei 2020, bahwa tak kurang dari 584 anak dinyatakan positif mengidap Covid-19 dan 14 anak di antaranya meninggal dunia

Sementara itu, jumlah anak yang meninggal dunia dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 berjumlah 129 orang dari 3.324 anak PDP tersebut.

Baca: Fraksi PAN DPR RI: Ambang Batas Parlemen 4 Persen Sudah Baik, Tidak Perlu Dinaikkan

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) juga menyampaikan bahwa  hingga 28 Mei 2020, total anak-anak yang terpapar Covid-19 mencapai 5 persen dari total kasus yang dilaporkan ke Pemerintah. Bahkan saat ini beredar petisi online yang sudah ditandatangani lebih dari 60 ribuan orang, meminta agar pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19 ini ditunda.

“Kasus kematian anak Indonesia karena Covid-19 paling tinggi se-Asia. Jika tidak menyiapkan seluruh faktor pendukungnya, maka sekolah dapat menjadi mata rantai baru penularan Covid-19. Kita perlu pikirkan bagaimana cara anak berangkat ke sekolah, bagaimana anak berinteraksi dengan sesama murid dan para guru, bagaimana faktor kebersihan sarana dan prasarana sekolah, hingga bagaimana mengatur rasio jumlah siswa per kelas?” tanya legislator daerah pemilihan Jawa Barat VIII itu retoris.

Baca: Kemendikbud: Virus Corona dan Bonus Demografi Jadi Tantangan Besar untuk Dunia Pendidikan

Netty meminta Pemerintah belajar dari negara lain seperti Perancis dan Korea Selatan. “Ketika Perancis mulai membuka sekolah, ditemukan ada 70 kasus baru. Sementara di Korea Selatan ada 79 kasus baru.  Apa kita ingin seperti itu juga? Janganlah  coba-coba kebijakan yang  pertaruhannya adalah nyawa,” tandas Netty.

Selain itu, menurut Netty, berdasarkan laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) baru ada 18 persen sekolah yang siap dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, sementara 80 persen sekolah lebih lainnya tidak siap.

Baca: Sahkan UU Minerba, Mantan Komisioner KPK Sebut Jokowi dan DPR Tidak Memihak Rakyat

“Ini membuktikan bahwa pembukaan sekolah saat ini berbahaya dan penuh pertaruhan, bahkan banyak orang tua yang khawatir jika pembukaan sekolah tetap dipaksakan,” kilah Netty.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini