TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua DPR RI bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) terus melakukan komunikasi dan konsolidasi demi memuluskan usulannya terkait pemberian Nobel Perdamaian Dunia untuk Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Kali ini Gus Muhaimin secara langsung menemui Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Rut Krüger Giverin dan Sekretaris Kedua Elvind Ravig membahas usulan penobatan Nobel Perdamaian Dunia untuk dua organisasi kemasyatakatan terbesar di Indonesia itu.
“NU dan Muhammadiyah ini kedua-duanya bergerak di bidang perdamaian dan kemanusiaan diawali dari lembaga pendidikan, dan dari lembaga pendidikan ini kemudiam berkembang pesat dan kuat,” kata Gus Muhaimin di kantor Kedubes Norwegia, komplek Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 25 Februari 2022.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu memohon bantuan Duta Besar Norwegia untuk memuluskan usulannya tersebut. Dia juga menyatakan kiprah NU dan Muhammadiyah dalam mewujudkan perdamaian bukan saja dilakukan di Indonesia, tapi juga di beberapa negara lain.
“Kita semua paham bagaimana kiprah NU terhadap perdamaian di Palestina. Juga keterlibatan Muhammadiyah dalam perdamaian Filipina-Moro. Semoga hal-hal ini menjadi tertimbangan komite Nobel,” demikian Gus Muhaimin.
Pertemuan berlangsung hangat dan lancar. Niat Gus Muhaimin untuk mengapresiasi Muhammadiyah dan NU sangat dipahami oleh duta besar, mengingat pentingnya peran penyeimbang dari kedua lembaga tersebut di tengah-tengah beragamnya masyarakat kita.
Duta Besar menjelaskan bahwa komite nobel ditunjuk oleh parlemen Norwegia, yang terdiri dari dari akademi, politisi dan tokoh masyarakat. Independensinya tidak diragukan lagi karena proses seleksi berjalan secara tertutup dan tidak menerima bentuk dialog dan masukan apa pun.
“Kami pastikan proses meneliti NU-Muhammadiyah nanti dilakukan secara detil dan sangat secretive oleh Noble Institute. Tiba-tiba sudah pengumuman," demikian ibu dubes yang hobi diving ini menekankan.
Pasca pertemuan, keponakan Presiden ke-IV KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini berniat untuk bersilaturahmi ke kedua organisasi tersebut untuk menyampaikan progres ini.
"Semoga menjadi pengingat. Jika tahun 2023 belum terkabul, saya akan perjuangkan di tahun depannya. Dan tahun depannya lagi. Dan terus sampai impian ini terwujud," tutup Gus Muhaimin (*)