Laporan Wartawan Tribun, Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM – Putaran final Euro 2012 sudah memasuki babak akhir. Kota Warsawa yang menjadi lokasi pembukaan even empat tahunan tersebut, tinggal sekali lagi menjadi tuan rumah bagi pertunjukan aktor-aktor hebat lapangan hijau. National Stadium Warsawa tinggal menyisakan babak semifinal, yang akan memertemukan Jerman kontra pemenang antara Inggris versus Italia.
Setelah sukses menyelenggarakan pertandingan sejak pembukaan Euro 2012 sampai babak perempat final, panitia lokal Warsawa tak ingn mendapat cacat di partai terakhir mereka. Tak heran berbagai persiapan teknis dan non-teknis dikebut agar penampilan di laga pamungkas bisa memuaskan semua orang, terutama para suporter yang hadir langsung di stadion.
Satu di antara yang menjadi persiapan serius Polandia adalah rumput lapangan stadion yang akan ditempati dua kontestan semifinalis Euro 2012. Hal ini sangat vital sebab kualitas rumput akan sangat menentukan baik tidaknya jalannya pertandingan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, pengelola National Stadium memutuskan mengganti rumput lapangan, Sabtu (23/6/2012) kemarin. Sebenarnya kualitas rumput di stadion terbesar di Polandia itu masih cukup mumpuni dan tidak ada masalah.
Tidak semua hamparan hijau rumput yang terbentang di bagian tengah National Stadium diganti. Rumput yang masih terlihat bagus dan tebal dibiarkan saja. Sementara yang sudah mulai menipis ditambal dengan rumput baru.
Para petugas ini melakukannya dengan sangat teliti. Ada sekitar seratusan petugas yang mengerjakan pergantian rumput dengan pengawasan ketat dari ahli rumput stadion-stadion bertaraf internasional. Proses penggantian rumput memakan waktu empat jam.
Setelah dipakai di empat pertandingan mulai dari babak penyisihan grup dan perempat final, pengelola merasa perlu mengganti rumput tersebut. Apalagi selain telah dipakai di empat pertandingan, lapangan Narodowy Stadium juga dipakai beberapa kali untuk latihan.
Tribun melihat kegiatan penggantian rumput ini kemarin sore. Pemasangan rumput baru dilakukan dengan menggunakan alat-alat berat, dan dikerjakan beberapa tenaga kerja profesional.
Selengkapnya baca: Tribun Jakarta Digital