TRIBUNNEWS.COM – Dua pemain Inggris, Ashley Cole dan Ashley Young menjadi sasaran serangan ejekan rasis dalam jejaring sosial twitter. Mereka yang sama-sama pemain berkulit hitam itu menjadi target ejekan dan menghina keduanya dengan sebutan monyet, setelah keduanya gagal mengeksekusi tendangan saat Inggris kalah adu penalti dengan skor 2-4 dari Italia.
Kasus yang terjadi di dunia maya ini mendapat sorotan setelah kepolisian melakukan investigasi terhadap masalah ini. Sejauh ini polisi belum ada yang menangkap pelaku yang mengeluarkan ejekan rasis via twitter kepada kedua pemain Inggris tersebut.
Seseorang yang menyebut namanya Steve, dengan menggunakan akun twitter dengan identitas @Lapwnage menghina Ashley Young dan Ashley Cole dengan kata-kata dalam bahasa Inggris yang terjemahannya: "ashley young=nigger, belajarlah bagaimana menendang PKs (tendangan penalti), dasar monyet."
"Ashley Cole dan Ashley Young, keduanya gagal dalam tendangan penalti. Ini jadi alasan pertimbangan berikutnya kenapa niggers/monkeys seharusnya tak mendapatkan kesempatan menendang penalti."
Dia menyatakan dua pemain Inggris (Ashley Young dan Ashley Cole) sama-sama tidak berguna. Tak cuma itu dia menulis kata-kata kasar ('worthless n******' ) dan menambahkan seharusnya Young dan Cole dideportasi saja dari Inggris ke Afrika.
Ketika pengguna twitter lain mulai menanggapi kicauan kasar dan bernada rasis tersebut dan mencaci maki tulisan itu, pengguna twitter yang bersikap rasis ini berkilah dia melakukan itu hanya bercanda saja.
"Hanya lelucon saja, kita semua perlu rileks. Polisi juga pasti tahu saya ini sedang bercanda dan mudah-mudahan mereka tak menangkap saya," katanya. Dalam pesan lain, ia menambahkan; "Polisi tidak akan mengganggu saya kawan. Saya bisa meyakinkan Anda akan hal itu."
Kemarin polisi dari metropolitan di Inggris mengkonfirmasi mereka telah menyelidiki kasus ini. Juru bicara polisi menyatakan, "Kami menyadari komentar rasis yang dilancarkan lewat twitter setelah pertandingan Inggris lawan Italia. Saat ini kami telah melakukan penyelidikan," katanya.
Dalam pemeriksaan lebih lanjut, pengguna akun twitter yang melancarkan serangan rasis kepada Young dan Cole tersebut berbasis di London, Inggris. "Sampai tahap ini kami belum melakukan penangkapan," katanya.
Federasi sepakbola Inggris (FA) pun mengutuk ejekan rasis terhadap dua pemain Inggris. Menurut FA para pemain Inggris sudah mengeluarkan usaha terbaik mereka demi membela Inggris di Piala Eropa.
Jika terbukti, polisi tak segan-segan untuk melakukan tindakan hukum kepada siapa pun pelaku yang berbuat rasis di twitter. Sebelum kasus ini, Liam Stacey, mahasiswa berusia 21 tahun dari Pontypridd, South Wales diputuskan dipenjara selama 56 hari pada Maret lalu setelah dua komentarnya di twiiter terbukti bernada rasis terhadap pesepakbola Bolton, Fabrice Muamba.
Dia menulis ejekan rasis pada saat Muamba pingsan dan nyaris meninggal dunia. Tak cuma penjara, karena ulahnya menulis kicauan yang bernada rasis, Stacey yang kuliahnya di Biologi sudah semester akhir juga mendapat hukuman dari kampusnya, Universitas Swansea. Untuk tahun terakhirnya kuliah, dia tak bisa melanjutkan kuliahnya di kampus itu. (Tribunnews/mba)