TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Federasi Kesejahteraan Binatang Jerman, Tierschutzbund, memprotes penggunaan binatang untuk meramal hasil pertandingan Piala Eropa yang sedang berlangsung.
Menurut Tierschutzbund, penggunaan binatang sebagai alat peramal selama kejuaraan Piala Eropa 2012 meningkat, dimana hal itu dinilai berlebihan dan mengancam "harga diri" binatang.
"Sekarang setiap orang yang memiliki binatang tampaknya menempatkan binatang tersebut di depan kamera. Setiap stasiun mempunyai binatang sendiri-sendiri," kata Marius Tünte dari Tierschutzbund, seperti dikutip dari BBC, Kamis (28/6/2012).
Tragisnya, beberapa hewan itu, diperalat untuk meramal, dengan cara-cara yang sadis dan tidak beradab. Contohnya adalah seekor ular piton, yang dinamai Ado. Ia diberikan pilihan untuk memangsa dua ekor tikus. Seekor tikur diberi tanda garis untuk mewakili Jerman dan satu ekor lagi tanpa garis untuk mewakili Denmark.
"Penderitaan yang semestinya tidak perlu sengaja dibuat untuk kepentingan kesenangan belaka," kata organisasi itu.
Organisasi itu mengatakan, hampir disetiap negara peserta kejuaran Piala Eropa, terdapat binatang yang diperalat untuk meramal pertandingan. Di Jerman, ada seekor sapi bernama Yvonne, alpaca yang diberi nama Kasimir, dan anjing yang dijuluki Xaver.
Sapi Yvonne menjadi terkenal karena meramalkan tim yang kalah sebagai pemenang.
Beberapa hewan lain yang menjadi berita hangat di Jerman adalah babi Emma, dua anjing air Ferret dan Mormel, dan juga kambing dengan nama Traudl.
Fenomena binatang peramal itu bermunculan setelah, kesuksesan yang ditorehkan oleh Paul si gurita, yang kesohor karena ke akuratan ramalannya dalam kejuaran Piala Dunia 2010.
Paul sang gurita berasal dari Weymouth, Inggris, namun gurita itu lama menjadi penghuni Pusat Kehidupan Laut di Oberhausen, Jerman.
Klik Juga: