Final Euro 2012: Italia Mengejar Sejarah

Laporan Wartawan Tribun Jakarta

TRIBUNNEWS.COM - Cesare Prandelli membuktikan ucapannya akan membuat Italia menjadi tim yang sama sekali berbeda dari  label strategi negatif, catenaccio. Perjalanan Azzurri hingga final membuktikan bahwa juara dunia 2006 itu telah mengadopsi sepakbola modern.

Kemenangan 2-1 dari Jerman di laga semifinal di Stadion Narodowy, Polandia, Jumat (29/6) juga mengukuhkan dominasi Italia atas Der Panzer dalam delapan laga, baik di Piala Eropa maupun Piala Dunia.

Sebelumnya, Gianluigi Buffon mempermalukan Jerman dengan kekalahan 2-0 di kandang sendiri pada semifinal Piala Dunia 2006, yang membawa jalan Italia mengangkat trofi.

Italia akan bertemu dengan Spanyol lagi pada laga final yang akan digelar di Stadion Olympic Kiev, Ukraina, Senin (1/7). Laga ulangan pada penyisihan grup akan sangat menarik, mengingat sebelumnya Italia berhasil menahan Spanyol  1-1.

Sejak laga perdana melawan Spanyol di penyisihan grup C, anak asuh Prandelli telah memperlihatkan permainan cantik. Keberhasilan menahan imbang juara bertahan 1-1 menjadi indikasi kekuatan dan kebangkitan Italia setelah kegagalan mereka di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010 lalu.

Skandal pengaturan skor yang terjadi di kompetisi domestik ternyata tak berpegaruh pada mental juang pemain Italia. Bahkan banyak pihak memprediksi bahwa kejadian tersebut sebagai deja vu Italia untuk meraih gelar seperti pada Piala Dunia 1982 dan 2006 lalu, setelah sebelumnya terjadi kasus pengaturan skor di liga domestik. Torehan sejarah ini yang tengah diburu Italia.

Mengesampingkan permasalahan nonteknik, perjuangan Italia hingga mencapai final Euro 2012 patut diacungi jempol. Dengan materi pemain yang sebenarnya tidak terlalu istimewa, Prandelli berhasil mengubah Italia menjadi tim yang sulit dikalahkan lawan lewat permainan istimewa.

Dari sisi teknis dan materi pemain, sebenarnya Italia masih kalah dari Spanyol. Namun yang patut diperhatikan adalah, Italia memiliki pertahanan alami yang sangat kokoh. Italia memang terlahir dengan karakter bertahan yang mumpuni.

Dengan dua gelandang bertahan, Andrea Pirlo yang merangkap peran sebagai playmaker dalam, dan Daniele De Rossi, lini tengah Italia tak mudah ditembus gelandang lawan. Belum lagi duo bek tengah Juventus, Andrea Barzagli dan Leonardo Bonucci yang dibantu Federico Balzaretti dan Giorgio Chiellini akan menjadi benteng pertahan yang sangat kokoh bagi setiap lawan.

Tak hanya itu, di bawah mistar gawang, Italia memiliki salah seorang kiper terbaik dunia, Gianluigi Buffon. Penampilannya sejak babak kualifikasi dan penyisihan grup tak perlu lagi diragukan dalam mengamankan gawang Azzurri. Dengan pengalaman dan mental juara, kiper Juventus itu bukan tak mungkin akan membawa Italia meraih tropi Piala Eropa 2012.

Italia belum terkalahkan hingga final. Dengan begitu, belum ada strategi mujarab yang mampu mengandaskan Azzurri di lapangan hijau. Namun dari tiga pertandingan sebelumnya yang berakhir imbang, Spanyol adalah lawan terberat Italia.

Strategi Prandelli akan diuji kembali Vicente Del Bosque, yang pada laga pertama tampil tanpa penyerang saat melawan Italia. Yang menjadi kekuatan Italia adalah permainan efektif tim dari lini ke lini. Andrea Pirlo sebagai nyawa tim akan selalu menjadi inspirator Italia, tak hanya saat mengawali serangan, tapi juga saat mendapat tekanan lawan.

Yang akan menarik adalah, baik Spanyol dan Italia akan belajar dari pertandingan pertama. Pada pertandingan itu, Italia memang bermain cukup terbuka, tetapi cenderung menunggu Spanyol. Meski tetap menampilkan tiki-taka dan menguasai pertandingan, Spanyol tidak akan  leluasa membuat peluang karena pertahanan Italia yang kokoh.(*)

Versi koran digital Tribun Jakarta

Italia vs Spanyol Final Berimbang