TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Menjadi seorang pemulung tak meredam keinginan nenek Salkah (75), warga Desa Pucuk, Kecamatan Pucuk, Lamongan, Jawa Timur untuk beribadah haji.
Bahkan, keinginannya itu pun terkabul.
Ia akan berangkat ke tanah suci tanggal 2 Agustus 2019 bersama calon jemaah haji asal Lamongan lainnya.
Nenek Salkah tergabung dalam kloter 78.
"Siapa pun yang beragama Islam, pasti ingin berangkat haji, termasuk saya. Sudah 25 tahun saya menanti, Alhamdulillah sekarang (tahun ini) bisa berangkat," ujar Salkah, Selasa (16/7/2019).
Baca: 98% Konsumen Puas Dengan Obat Jerawat Silkys
Baca: Real Madrid Pantang Turunkan Harga Gareth Bale
Baca: Jadwal Liga 2 Pekan ke-6, Persiba Balikpapan Jamu Persik Kediri, Persibat Batang vs Sriwijaya FC
Baca: Kasus Dugaan Video Porno Polisi dengan Wanita Muda di Bali Dibongkar Istri Sendiri, Ini Faktanya
Nenek lima orang anak ini sehari-hari mengumpulkan barang rongsokan seperti kardus dan botol plastik bekas di Pasar Pucuk, Lamongan.
Ia kemudian menyisihkan sebagian dari penghasilannya sebagai pemulung, yang berkisar antara Rp 25.000 hingga Rp 50.000, untuk ditabung demi ibadah haji.
Sejak 10 tahun lalu, Salkah akhirnya tercatat dan terdaftar sebagai calon jemaah haji.
"Sebagian uang dari hasil mulung saya tabung, ya mungkin sekitar 25 tahun itu, sudah lama sekali soalnya," kata dia.
Awalnya, Salkah hanya ingin menjalankan ibadah umrah.
Karena selain biaya yang dikeluarkan tak sebanyak haji, juga momen penantian ibadah umrah juga tidak selama haji.
"Tapi saya tidak diperbolehkan sama anak-anak (umrah), disuruh berangkat haji saja. Karena setiap lihat orang berangkat haji, saya memang menangis, jadi anak-anak minta supaya saya naik haji saja," jelasnya.
Penantian Salkah akhirnya terbayar tahun ini.
Ia dan calon jemaah lain asal Lamongan kloter 78 bakal berangkat ke Tanah Suci pada 2 Agustus 2019 mendatang. (Hamzah Arfah)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Pemulung Lamongan Tabung Penghasilan dari Rongsokan Selama 25 Tahun Agar Bisa Naik Haji