News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2019

Jemaah Haji Dilarang Kibarkan Bendera Ormas Kecuali Merah Putih di Arafah, Muzdalifah, Mina

Penulis: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dirjen Penyelenggaraa Haji Dan Umrah Nizar Ali meninjau padang Arafah pada Kamis (27/7/2019).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah

TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Jemaah haji Indonesia diminta untuk tertib ketika melaksanakan puncak ibadah haji saat di Padang Arafah, Muzdalifah dan Mina.

Termasuk dalam hal pengibaran bendera, jemaah haji dilarang mengibarkan bendera selain bendera merah putih saat pelaksanaan puncak musim haji ketika wukuf di Arafah termasuk saat jamaah bermalam di Muzdalifah dan Mina.

“Karena kita di sini, kita bukan lagi bawa misi ormas, kelompok tertentu atau KBIH, kita di sini adalah misi bangsa dan negara,” kata Direktur Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Nizar Ali, Sabtu (27/7/2019).

Ia menekankan bahwa nama jamaah pun jamaah Indonesia bukan jamaah dari organisasi massa tertentu atau dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) tertentu.

Oleh karena itu, pihaknya melarang penggunaan atribut-atribut tersebut dipasang dalam pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi.

“Jamaahnya namanya jamaah Indonesia, bukan jamaah ormas, jamaah KBIH, sehingga atribut yang terkait dengan itu tidak dipasang di sini yang ada adalah jamaah kloter mana, embarkasi mana,” katanya.

Sementara terkait penomoran bagi jamaah di tenda Arafah, ia mengatakan penggunaan nomor tersebut terkait dengan zonasi embarkasi masing-masing jamaah.

“Penomoran terkait zonasi embarkasi. Jadi satu tenda diperuntukkan untuk embarkasi mana kloter berapa, kapasitasnya berapa, di situ akan jelas. Sehingga nanti kalau satu tenda ada dua embarkasi, atau dua kloter yg berbeda, kita akan pastikan bagian sebelah kanan, ini untuk embarkasi 1 dan ini untuk embarkasi 2,” katanya.

Hal itu kata dia, berbeda dengan tahun sebelumnya yang tidak ditentukan sejak awal sehingga ada kecenderungan saling berebutan lokasi.

“Kalau tahun kemarin kan dibebaskan untuk dua kloter sehingga ada semacam dalam tanda petik siapa duluan di situ. Tapi kalau ini kan jelas peruntukannya, kita memastikan di situ konteksnya survei awal,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini