News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Haji 2019

Apakah Umat Muslim yang Tidak Mampu Bisa Mendapatkan Pahala Setara Ibadah Haji? Ini Penjelasannya

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Apakah Umat Muslim Yang Tidak Mampu bisa Mendapatkan Pahala Setara Ibadah Haji? Ini Penjelasannya

Apakah Umat Muslim Yang Tidak Mampu bisa Mendapatkan Pahala Setara Ibadah Haji? Ini Penjelasannya

TRIBUNNEWS.COM - Ibadah Haji merupakan rukun Islam kelima, dan wajib dilaksanakan bagi yang mampu.

Rukun Islam adalah hal yang wajib dilaksanakan.

Namun ada pengecualian untuk rukun Islam kelima, yakni ibadah Haji.

Menunaikan ibadah Haji adalah wajib bagi mereka yang telah mampu.

Bukan hanya mampu secara finansial, namun juga mampu secara tenaga.

Umat Islam pasti menginginkan datang dan memenuhi panggilan Allah SWT untuk menunaikan ibadah Haji.

Baca: Kisah Pilu Calon Jemaah Haji, Lunasi Biaya Haji Plus Ratusan Juta, Gagal ke Tanah Suci

Baca: Korban Kecelakaan Ini Berencana Lepas Masa Lajang Usai Lebaran Haji dan Baru Buka Toko Pakaian

Jemaah haji bertawaf di Masjidil dengan memakai payung pelindung panas akibat cuaca yang sangat panas di Makkah, Rabu (31/7/2019). Jemaah haji diimbau simpan energi jelang fase puncak haji. (Tribunnews/Muhammad Husain Sanusi/MCH2019)

Datang ke Mekkah lalu melafalkan kalimat talbiyah selama menjalankan Haji merupakan mimpi dari umat Islam.

Namun, bagaimana dengan umat Muslim yang belum mampu menununaikan ibadah Haji?

Apakah masih bisa mendapatkan pahala layaknya menunaikan ibadah Haji, meskipun tidak datang ke Baitullah Mekkah?

Dikutip dari TribunJateng, berikut penjelasan KH Mukhlas Hasyim MA, Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Benda, Sirampog Brebes.

KH Mukhlas Hasyim MA, pengasuh Ponpes Al Hikmah 2 Benda Brebes (TribunJateng.com/ Fajar B Achmad)

KH Mukhlas mengungkapkan bahwa mereka yang belum mampu menunaikan ibadah Haji mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pahala nyang sederajat.

Ia menambahkan bahwa Allah SWT itu tidak pilih kasih, siapapun makhluknya mempunyai kesempatan yang sama untuk memeroleh pahala ibadah Haji meskipun belum mampu.

“Kita harus tahu inti dari ibadah haji itu apa. Ibadah itu kan ada kulit dan ada isinya. Misalkan dalam sholat, dari takbir hingga salam itu kulit. Intinya sholat adalah dzikrullah, mengingat Allah,” jelasnya kepada TribunJateng yang dikutip Tribunnews.

Ia menuturkan, bahwa ibadah Haji itu meninggalkan segala perkara yang menyenangkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Baca: Gagal Berangkat, Jamaah Calon Haji Plus Datangi Travel

Baca: Idul Adha Jatuh pada Minggu 11 Agustus 2019, Berikut Keutamaan, Niat & Doa Puasa di Bulan Dzulhijjah

Amirul Hajj yang juga Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin melakukan ibadah umrah wajib di Masjidil Haram, Kamis (1/8/2019). Lukman beserta rombongan melakukan umrah wajib setelah mengunjungi Jemaah Haji Indonesia di Madinah. TRIBUNNEWS/HO/BAHAUDIN/MCH2019 (TRIBUN/HO/BAHAUDIN/MCH2019)

Ibadah Haji, menurut KH Mukhlas, meninggalkan kesenangan duniawinya, seperti meninggalkan rumah, kedudukan, hingga status sosial.

Itulah yang menyebabkan di Mekkah semua umat Islam sama.

“Haji itu kan napak tilas perjalanan Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim malang melintang di berbagai negara untuk menghadap Allah SWT. Sampai-sampai Allah SWT memerintahkan supaya putranya Nabi Ismail AS dikorbankan. Itu ujian dari Gusti Allah,” tambah KH Mukhlis.

Baca: Simak Niat dan Keutamaan Puasa Dzulhijjah Sebelum Idul Adha 2019

Baca: Niat Puasa Tarwiyah Idul Adha 2019, Bisa Hapuskan Dosa Setahun yang Lalu, Catat Tanggalnya

Ia lalu menerangkan bahwa Muslim yang tidak berangkah Haji mampu seperti yang menunaikan ibadah haji (mampu meninggalkan duniawi untuk mengejar pahala Allah SWT), maka mereka bisa memperoleh derajat seperti orang yang menunaikan Haji.

“Kalau muslim yang tidak berangkat mampu seperti itu, maka bisa memperoleh derajat orang haji. Tidak terjerat harta benda, kedudukan, materi dan semua yang bersifat duniawi. Kemudian menghadap Gusti Allah dengan tulus dan bersih. Ya, itu sama seperti naik haji,” terangnya.

Namun, jika sudah mampu melaksanakan ibadah Haji, baik secara ekonomi maupun fisik, tetap diwajibkan menunaikan ibadah Haji.

(Tribunnews.com/ Renald)(TribunJateng/ Fajar Bahruddin Achmad)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini