Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH – Rakyat Indonesia selalu menginginkan tambahan kuota haji agar antrian untuk haji tak terlalu lama.
Tapi ternyata ada beberapa risiko jika tambahan kuota itu tak dibarengi dengan peningkatan fasilitas yang dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi.
Yang punya pengaruh besar adalah kapasitas di Mina.
Disini biasanya terjadi titik sangat rawan bagi jemaah haji bahkan kerap mengerikan karena banyak tragedi Mina yang sudah memakan korban jiwa.
Mina adalah sebuah area sempit yang cukup sulit untuk menampung jutaan jemaah haji dalam waktu bersamaan.
Lukman Hakim Saifuddin sebagai Amirul Hajj menyebut penambahan kuota haji bisa menjadi pemicu terjadinya tragedi kemanusiaan jika tidak dibarengi dengan penambahan kapasitas dan daya tampung Mina.
Menurutnya penambahan kuota sejatinya merupakan kabar baik termasuk perjuangan Indonesia saat ini untuk melobi Pemerintah Arab Saudi agar memberikan kuota haji hingga 250.000 kursi.
“Sebagai Amirul Hajj, selaku Menag, tentu kita semua dan saya sebagai pribadi senang kalau kuota terus bertambah dan bertambah. Dan itu artinya antrean masa tunggu saudara-saudara kita itu semakin dekat jika kuota semakin banyak. Tapi harus diingat problem kuota itu terkait dengan kapasitas daya tampung Mina,” katanya.
Ia mengatakan, jika di Makkah banyak hotel tumbuh, Masjidil Haram diperluas, Masjid Nabawi di Madinah juga diperluas, hingga Arafah juga bisa diperluas, tapi khusus untuk Mina karena wilayahnya sangat terbatas itu jadi selama Pemerintah Saudi belum mampu meningkatkan daya tampung kapasitasnya.
Padahal infrastruktur pendukung termasuk tenda-tenda dan toilet-toilet sangat dibutuhkan jamaah.
“Maka menambah kuota itu justru bisa mengundang kerawanan bahkan mengancam keselamatan jiwa jamaah haji itu sendiri,” katanya.
Pihaknya justru sedang meminta kepada Pemerintah Arab Saudi untuk segera meningkatkan kapasitas daya dan tampung Mina termasuk menambah tenda-tenda dan toilet-toilet yang ada.
Dengan begitu, kata dia, kalau kapasitasnya meningkat maka penambahan kuota menjadi sesuatu yang tidak mengkhawatirkan.
“Tapi kalau menambah kuota tanpa dibarengi atau didahulukan dengan penyiapan infrastruktur di Mina itu akan menjadi tragedi kemanusiaan karena itu mengancam keselamatan jiwa jamaah-jamaah kita,” katanya.
Ia juga berharap kuota tambahan 10.000 kursi yang diberikan tahun ini sehingga jumlah jamaah Indonesia sebanyak 231.000 menjadi kuota permanen bagi Indonesia.