Catatan Jamali Sahrodi Soleh, Konsultan Ibadah Sektor I Madinah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Sa'i merupakan bagian dari ibadah ihram yang harus dilakukan oleh setiap jamaah, baik ihram untuk umrah maupun haji.
Ibadah Sa'i ini dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah. Jalan cepat sebagai simbol ikhtiar seorang hamba dalam mengabdi kepada Sang Khalik ini dilakukan selama tujuh kali. Angka tujuh memiliki nilai ganjil yang dapat dimaknai unik dan disukai Tuhan.
Ada statemen dalam hadis, "innallaha yuhibb al-witra" (sejatinya Allah menyukai bilangan ganjil). Juga dapat dipahami sebagai wujud dalam usaha itu tidak dikenal adanya putus asa, yang ada adalah berusaha dan berusaha.
Ada pepatah orang kulon mengatakan, the men proposes and The God disposes (manusia berencana Tuhan yang menentukan).
Nilai penting ibrah dari jalan cepat ini merupakan implementasi bukti keseriusan dalam berusaha. Bila sang hamba berniat untuk melakukan suatu amal kebaikan diikuti dengan pekerjaan yang diniatkan tanpa harus berpaling dari bujukan pihak lain di tengah jalan yang menyesatkan.
Kata Sa'i seakar dengan kata dasar sa'a yang berarti usaha, menggerakkan dan ikhtiar sebuah pilihan. Secara historis, peristiwa ini menggambarkan seorang perempuan yang gigih berusaha keras mencari air guna memberi minum anaknya. Ini ilustrasi Tuhan dalam memberi nikmat kepada makhluk-Nya untuk tidak berpangku tangan. Ikhtiar bagi manusia merupakan perintah Tuhan kepada manusia agar manusia memiliki motivasi dan sikap positif terhadap Tuhan.
Sa'i diawali dari Shafa. Kata Shafa dalam bahasa Arab berarti bersih, pilihan, dan suci. Maknanya, pekerjaan yang dikategorikan ibadah, baik mahdhah maupun ghairu mahdhah, hendaknya dilakukan dengan niatan suci mencari ridha Allah. Bukan mencari pujian sesama hamba Tuhan.
Sa'i diakhiri di Marwah. Kata marwah dalam bahasa Arab memiliki makna harga diri, kehormatan atau kemuliaan pribadi seseorang. Artinya, seorang muslim bila hendak melakukan amal kebajikan harus dimulai dari niat yang baik, sarana yang baik, dan jalannya pekerjaan dilakukan dengan cara yang benar, baik dan bermartabat. Dengan kata lain, tidak menghalalkan segala cara asal tujuan tercapai.
Jadi, Sa'i merupakan ilusterasi siklus kehidupan manusia mulia. Dikatakan mulia, karena sejak aktivitas dimulai dibarengi niat yang baik, disertai sarana yang baik dan halal, guna mencapai tujuan mulia yakni ridha Allah. Adapun sesamanya memuji itu bukan tujuan. Anggap saja itu sebagai efek perbuatan baik yang bernilai kemanusiaan. Wallahu a'lam bi al-shawab.