Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Jeddah
TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Layanan fasilitas haji yang bersifat materi dinilai dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan tidak sedikit dari jemaah haji mengaku puas dengan layanan tersebut.
Layanan itu antara lain dari segi hotel, konsumsi, transportasi hingga aspek keamanan serta kenyamanan jemaah haji selama berada di tanah suci.
Namun, itu ternyata belum sempurna. Masih ada catatan penting yang perlu diperhatikan yakni dari aspek bimbingan ibadah yang sejatinya adalah tujuan utama jemaah haji berada di tanah suci.
“Tapi setidak-tidaknya di tengah-tengah penyelenggaraan haji tahun ini apalagi pasca wukuf ini kita bisa mendapatkan hal-hal yang sifatnya pokok yang bisa cermati dan kita kembangkan ke depan jadi hasilnya tadi masukan dari delegasi Amirul Hajj dan beberapa yang lain, beberapa poin yang kita kembangkan adalah terkait dengan bimbingan ibadah haji itu sendiri terkait dengan akomodasi konsumsi transportasi dan lain sebagainya yang sifatnya penyelenggarakaan itu kita mendapatkan kesan cukup baik tinggal sekarang peningkatan pada kualitas ibadahnya,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Lukman beserta Delegasi Amirul Hajj melakukan evaluasi sementara di Kantor Urusan Haji Indonesia (KUHI), Sabtu (17/8/2019) kemarin.
Dalam rapat tersebut disepakati aspek bimbingan ibadah perlu ditingkatkan lagi.
“Oleh karenanya saya menyatakan bahwa tahun depan harus kita jadikan tahun peningkatan kualitas ibadah,” katanya.
Salah satu cara meningkatkan kualitas ibadah dengan melengkapi buku-buku manasik haji.
Baca: Bajakah Marak Dijual dengan Harga Fantastis, Jangan Asal Konsumsi, Salah Minum Bisa Berbahaya
Baca: Terbukti Efektif Bantu Jemaah Haji, Tim Pertolongan Pertama Perlu Ditambah
“Harus kita lengkapi tidak hanya terkait kaifiyah tata cara berhaji tetap kita pertahankan tapi juga kita tambah dengan makosidusyariah terkait hal-hal yang lebih substantif yang lebih krusial dari ritual prosesi haji yang sangat panjang tahapannya ini,” katanya.
“Jadi pemaknaan mengapa kita harus wukuf, pemaknaan apa makna tawaf, sai dan lain sebagainya yang sangat kaya, hal-hal seperti itu yang sangat perlu kita berikan porsi yang cukup terkait dengan materi-materi manasik,” kata Lukman lagi.
Harapannya adalah kemabruran setelah berhaji tidak hanya semata diukur dari kesalehan personal, kesalehan individual di sisi ibadah mahdoh semata tapi juga terefleksikan pada kepedulian sosial dari seluruh jamaah haji.
Kesalehan sosial menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kemabruran itu. Oleh karena itu materi seperti itu perlu lebih ditambah.
Dari sisi teknisnya, perlu juga perekrutan petugas haji bidang bimbingan ibadah yang lebih selektif dan berkualitas.
“Ya tentu kita secara serius dua hal terkait dengan peningkatan kualitas ibadah pertama adalah materi ibadah akan kita perkaya sempurnakan. Yang kedua adalah petugas-petugasnya, kita akan lebih selektif dan akan lebih dari sisi jumlah akan lebih proporsional terkait dengan jumlah jamaah itu sendiri, jadi secara keseluruhan peningkatan kualitas ibadah dari dua aspek itu,” kata Lukman.
Untuk penyusuan buku manasik haji yang lebih lengkap tidak hanya masalah kaifiyah saja tapi juga ada aspek pemaknaan dari ritual haji, Lukman akan mengajak banyak fihak untuk penyusunannya.
“Yang jelas dalam menyempurnakan materi rukukan buku-buku manasik haji akan kita akan melibatkan ormas-ormas islam karena delegasi amirul hajj itu datang dari beragam ormas Islam tentu nanti bersama MUI kita akan khalaqoh forum pertemuan atau musabaqoh untuk bagaimana untuk mewujudkan itu,” ujar Lukman.