TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Arab Saudi kembali mengeluarkan izin umrah dan masuk ke Masjidil Haram selama bulan Ramadan.
Pembukaan izin umrah itu dilakukan mulai awal Ramadan 1442 H atau 13 April 2021.
”Pemerintah Arab Saudi akan membuka izin umrah mulai awal Ramadan 1442 H,” kata Konsul Haji KJRI Jeddah, Endang Jumali dalam keterangannya, Selasa (6/4).
Meski sudah membuka kembali ibadah umrah, izin tersebut masih diberikan secara terbatas dan melalui prosedur perizinan yang ketat.
Izin umrah hanya diberikan kepada jemaah yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19.
Izin juga diberikan hanya bagi warga negara Arab Saudi dan ekspatriat yang saat ini tinggal di Arab Saudi.
Baca juga: Saat Diaz Hendropriyono Bincang Bareng Dubes Arab Saudi: Bahas Kuota Haji Hingga Pengaruh Iran
Menurut Endang, pendaftaran e-visa umrah bisa dilakukan melalui aplikasi Eatamarna dan Tawakalna.
Aplikasi ini tetap terbuka dan dapat diakses oleh penyelenggara umrah untuk negara yang diizinkan jemaahnya masuk ke Arab Saudi.
"Untuk pembatasan usia jemaah umrah masih diberlakukan 18-60 tahun, kecuali bagi warga Saudi menjadi sebelum 70 tahun," tutur Endang.
Calon jemaah umrah yang akan mendaftar, lanjut Endang, diwajibkan sudah divaksin.
Selama di Arab Saudi, mereka juga diharuskan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Enam Skenario Ibadah Haji 2021, Jamaah Jalani 3 Kali PCR
Sementara itu Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi dalam pernyataannya menyebutkan bahwa ada tiga jenis orang yang dianggap sudah "imun".
Mereka adalah yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19; mendapatkan sebuah dosis vaksin setidaknya 14 hari sebelum umrah; dan mereka yang telah sembuh dari Covid-19.
Hanya ketiga jenis jemaah tersebut yang akan mendapatkan izin untuk melaksanakan umrah, termasuk hadir dan beribadah di Masjidil Haram Makkah.
Persyaratan itu juga berlaku untuk jemaah yang ingin memasuki wilayah Masid Nabawi di Madinah.
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi juga mengatakan kebijakan tersebut akan dimulai pada Ramadan yang diprediksi dimulai pekan depan.
Namun belum diketahui kebijakan itu akan diberlakukan sampai kapan.
Belum jelas pula apakah kebijakan yang muncul di tengah peningkatan kasus Covid-19 di negara tersebut akan diperpanjang hingga musim haji tahun ini.
Baca juga: Kemenag Siapkan Enam Skenario untuk Kemungkinan Kuota Haji 100 Hingga 5 Persen
Pada Juli 2020, Arab Saudi menggelar ibadah haji terbatas dan menjadi kegiatan haji dengan jumlah terkecil dalam sejarah dunia modern karena pandemi Covid-19.
Kala itu hanya 10 ribu muslim warga Arab Saudi yang diizinkan untuk berhaji.
Jumlah itu amat sedikit bila dibandingkan haji pada kondisi biasanya yang mampu melibatkan hingga 2,5 juta muslim dari seluruh dunia.
Kebijakan kuota untuk haji tahun ini juga belum dipastikan oleh Pemerintah Arab Saudi.
Meski begitu, menurut laporan media pro-pemerintah Okaz, hanya jemaah yang sudah mendapatkan vaksin yang mungkin diizinkan berhaji pada tahun ini.
Pada Oktober 2020, Pemerintah Arab Saudi membuka Masjidil Haram untuk jemaah pertama kalinya usai tujuh bulan ditutup karena pandemi.
Pembukaan itu juga sebagai langkah relaksasi pembatasan akibat pandemi dan memungkinkan sebagian pihak melaksanakan umrah.
Kegiatan umrah biasanya menarik jutaan muslim dari seluruh dunia setiap tahunnya.
Pihak pemerintah setempat menyebut umrah akan kembali diberlakukan ke kapasitas penuh begitu ancaman pandemi mereda.(tribun network/fah/dod)