Ini merupakan kali kedua mereka menunda keberangkatan ke tanah suci untuk berhaji.
"Saya tidak terlalu risau dengan penundaan ini, karena juga situasi pandemi ini adalah situasi internasional, ini demi keselamatan," kata Muhammad.
Baca juga: Kemenag Sebut Keputusan Pembatalan Haji Tidak Terburu-buru
Awalnya, Muhammad niat pergi ke Tanah Suci dimulai pada tahun 2008.
Saat itu, dia memilih untuk memulai pembayaran haji seorang diri.
Saat tiba jadwal waktu keberangkatan yang dijadwalkan tahun 2012, ia memilih menunda dengan alasan akan menunggu istrinya melunasi pembayaran haji yang pada tahun itu baru memulai pembayaran.
Saat pembayaran haji sang istri dinyatakan telah lunas, rencana berhaji di tahun 2020 pun harus pupus akibat pandemi.
"Jadi saya sudah mengalami dua penundaan yakni tahun 2020 dan 2021," kata Muhammad.
Baca juga: Kronologi Polisi Gerebek Pesta Sabu di Cipanas, 60 Orang Termasuk Bandar Kampung Bahari Diamankan
Bagi Muhammad dan istri, penundaan itu merupakan skenario terbaik yang dipilihkan oleh Allah terhadap dia, sang istri dan kepada para jemaah yang lain.
"Bagi kami kan semua ini skenario allah, dibalik ini semua pasti ada hikmahnya nanti," jelasnya.
Ia juga mengaku tak akan menarik uang yang saat ini yang saat ini berada di Badan Pengelolaan Keuangan Haji.
Jika tak ada hambatan dan penundaan, ia bersama istri sepakat untuk berangkat haji tahun 2022.
"Semoga di tahun depan, pandemi ini sudah tidak terjadi lagi, sehingga kita bisa melaksanakan haji bersama dengan masyarakat semua," kata dia.
Baca juga: Menko PMK Klaim Dana Haji Dikelola dengan Kehati-hatian
Marjun, warga Desa Ungga, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) juga hanya bisa pasrah setelah melihat pengumuman pembatalan keberangkatan haji tahun ini.
Tenda yang sudah dia pasang di rumahnya seolah menjadi saksi bisu betapa besar harapan Marjun menginjakkan kaki ke Tanah Suci.