Teti Sedih Batal Naik Haji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama Republik Indonesia memutuskan meniadakan penyelenggaraan ibadah Haji 2021 lantaran pandemi Covid-19 masih berlangsung di Arab Saudi.
Kebijakan tersebut tertuang dalam Keputusan Menag Nomor 660 Tahun 2021 tentang pembatalan pemberangkatan jemaah haji.
Dengan keputusan yang telah dikeluarkan, banyak umat muslim di Indonesia yang merasa sedih lantaran gagal menyambangi tanah suci yang sudah didambakan.
Jemaah haji yang berasal dari Kampung Nagrog RT 6/ 6, Desa Tegal, Kemang, Kabupaten Bogor, Teti Suryati (36) mengungkapkan rasa sedihnya lantaran tidak dapat menunaikan ibadah haji.
Baca juga: Catat, Tarik Setoran Pelunasan Haji Tidak Hilangkan Status Calon Jemaah
Lebih lanjut, Teti mengaku bahwa dirinya sudah menunggu 10 tahun untuk dapat menunaikan ibadah haji.
"Siapa yang tidak sedih dengan apa yang terjadi, tahun kemarin gagal, tahun ini juga gagal lagi, tentu sedih, kecewa harus rela menunggu lagi tahun depan," ujarnya, Jumat (4/6).
Teti merupakan satu dari banyaknya warga Indonesia yang merasa sedih atas kebijakan yang dikeluarkan dari kedua negara.
Teti mengaku untuk pergi berangkat haji, berkat tabungan hasil dari jualan sayur mayur.
"Pembayaran sudah sejak lama hasil tabungan karena niat ingin pergi haji sama orang tua saya, sejumlah persiapan sudah siap, vaksinasi sudah juga, tapi tahun ini terpaksa karena keputusan pemerintah tidak jadi berangkat lagi," ujarnya.
Baca juga: Pelaku Pelecehan Jemaah Perempuan di Musala Rawa Bunga Kantongi Jimat Bulu Prindu
Sementara itu, Teti mengetahui kabar peniadaan ibadah haji 2021 dari berita, awalnya sempat tidak percaya hingga akhirnya dia pun langsung menanyakan ke yayasan yang akan memberangkatkannya itu dan ternyata benar tahun ini kembali tidak ada pemberangkatan haji.
"Saya hanya bisa pasrah sama Allah SWT mau gimana lagi, tapi meksipun tahun ini tidak berangkat saya tidak akan mengambil sejumlah uang yang telah disetorkan," ujarnya.
Cerita serupa juga datang dari Bali.
Pasangan suami istri Hud Muhammad Algadri (57) dan Fatiyah (57), batal berangkat menunaikan rukun kelima Islam.
Ini merupakan kali kedua mereka menunda keberangkatan ke tanah suci untuk berhaji.
"Saya tidak terlalu risau dengan penundaan ini, karena juga situasi pandemi ini adalah situasi internasional, ini demi keselamatan," kata Muhammad.
Baca juga: Kemenag Sebut Keputusan Pembatalan Haji Tidak Terburu-buru
Awalnya, Muhammad niat pergi ke Tanah Suci dimulai pada tahun 2008.
Saat itu, dia memilih untuk memulai pembayaran haji seorang diri.
Saat tiba jadwal waktu keberangkatan yang dijadwalkan tahun 2012, ia memilih menunda dengan alasan akan menunggu istrinya melunasi pembayaran haji yang pada tahun itu baru memulai pembayaran.
Saat pembayaran haji sang istri dinyatakan telah lunas, rencana berhaji di tahun 2020 pun harus pupus akibat pandemi.
"Jadi saya sudah mengalami dua penundaan yakni tahun 2020 dan 2021," kata Muhammad.
Baca juga: Kronologi Polisi Gerebek Pesta Sabu di Cipanas, 60 Orang Termasuk Bandar Kampung Bahari Diamankan
Bagi Muhammad dan istri, penundaan itu merupakan skenario terbaik yang dipilihkan oleh Allah terhadap dia, sang istri dan kepada para jemaah yang lain.
"Bagi kami kan semua ini skenario allah, dibalik ini semua pasti ada hikmahnya nanti," jelasnya.
Ia juga mengaku tak akan menarik uang yang saat ini yang saat ini berada di Badan Pengelolaan Keuangan Haji.
Jika tak ada hambatan dan penundaan, ia bersama istri sepakat untuk berangkat haji tahun 2022.
"Semoga di tahun depan, pandemi ini sudah tidak terjadi lagi, sehingga kita bisa melaksanakan haji bersama dengan masyarakat semua," kata dia.
Baca juga: Menko PMK Klaim Dana Haji Dikelola dengan Kehati-hatian
Marjun, warga Desa Ungga, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) juga hanya bisa pasrah setelah melihat pengumuman pembatalan keberangkatan haji tahun ini.
Tenda yang sudah dia pasang di rumahnya seolah menjadi saksi bisu betapa besar harapan Marjun menginjakkan kaki ke Tanah Suci.
Tenda yang disiapkan acara syukuran tersebut akhirnya tidak jadi dia pergunakan.
"Padahal, kita sudah pasang taring (tenda) untuk lokasi kita syukuran, tapi ya kita dengar di berita sudah positif dibatalkan tahun ini,” kata Marjun.
Persiapannya berangkat haji sebenarnya sudah dilakukan secara matang.
“Ya persiapan dari kesehatan, mental Alhamdulilah sudah kita siap, termasuk uang saku sudah ada semua,” kata Marjun.
Namun dia tetap bersabar menanti Arab Saudi memberikan izin agar warga Indonesia bisa melaksanakan ibadah haji.(Tribun Network/yud/kps/wly)