News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Umrah Saat Pandemi

Sore Ini 400 Jemaah Umrah Indonesia Tiba di Madinah, Diberi Gelang Khusus untuk Pemeriksaan Covid-19

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sore Ini 400 Jemaah Umrah Indonesia Tiba di Madinah, Diberi Gelang Khusus untuk Pemeriksaan Covid-19

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia kembali memberangkatkan jamaah umrah ke Tanah Suci pada Sabtu (8/1/2022) hari ini.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief mengatakan pemberangkatan jamaah umrah ini merupakan yang pertama setelah hampir dua tahun Indonesia tidak mengirimkan jamaah ke Tanah Suci.

"Keberangkatan pertama dilakukan 8 Januari 2022," kata Hilman dalam keterangannya.

Baca juga: Umrah Kembali Dibuka, AMPUH Minta Jemaah Hanya Karantina Mandiri

Baca juga: Jemaah Umrah Pengguna Vaksin Sinovac dan Sinopharm Tidak Wajib Booster

Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen) RI Jeddah, Eko Hartono mengatakan sebanyak 400 jemaah umrah perdana asal Indonesia tiba di Arab Saudi sore ini.

Jemaah umrah asal Indonesia itu bakal tiba di Madinah, Arab Saudi, dengan menggunakan pesawat maskapai Lion Air.

"Besok sore rencana sekitar 400 jemaah kita tiba di Madinah dengan Lion," kata Eko kepada Tribunnews.com, Jumat (7/1/2022).

Sebanyak 53 jemaah umrah saat menjalani ibadah di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. (dok. TNI)

Eko mengatakan pihaknya telah menyiapkan penyambutan untuk jemaah umrah dari Indonesia itu.

Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad rencananya bakal menyambut langsung kedatangan para jemaah.

"Prinsipnya kami siap sambut jemaah. Pak Duta Besar dan saya akan menyambut mereka," imbuhnya.

Terkait teknis kedatangan jemaah, Eko mengatakan jemaah umrah asal Indonesia itu nantinya akan mendapat gelang khusus.

Gelang khusus diberikan untuk memudahkan pemeriksaan, lantaran belum terintgrasinya aplikasi Tawakkalna milik pemerintah Arab Saudi dengan aplikasi PeduliLindungi dari Indonesia.

PT Angkasa Pura II (Persero) mencatat, penggunaan aplikasi PeduliLindungi pada periode 1 Agustus 2021 hingga 19 September 2021 di bandara yang dikelolanya mencapai 1 juta kali oleh penumpang pesawat. (dok Angkasa Pura II)

"Belum juga (terintegrasi Tawakkalna dan PeduliLindungi," kata Eko.

Integrasi kedua aplikasi tersebut awalnya dibutuhkan untuk memudahkan jemaah asal Indonesia melaksanakan umrah.

Karena itu kata Eko, pengecekan jemaah asal Indonesia akan dilakukan secara manual.

Pemeriksaan manual juga akan dilakukan terhadap hasil PCR para jemaah umrah dari Indonesia.

"Yang kita pakai ya cek manual saja termasuk hasil PCRnya," tutur Eko.

Pemberian gelang khusus untuk para jemaah itu bakal dilakukan melalui Muassasah kepada jemaah.

Muassasah selama ini mempunyai tugas menyambut kedatangan jemaah haji dan memberi petunjuk yang diperlukan jemaah.

"Nanti Muassasah di sini kasih gelang khusus (ke jemaah)," ujarnya.

Terkait belum terintegrasinya aplikasi Tawakkalna milik pemerintah Arab Saudi dengan aplikasi PeduliLindungi dari Indonesia, Wasekjen Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri), Rizki Sembada menilai hal itu tidak perlu dipermasalahkan.

ilustrasi ibadah umrah (Tangkap layar channel YouTube makkahlive.net)

"Aplikasi Tawakkalna tidak perlu terlalu dipermasalahkan karena berdasarkan pengalaman tim, pemakaian gelang yang diberikan oleh muassasah sebagai identitas jemaah cukup efektif digunakan sebagai alat pengenal dan tiket masuk untuk beribadah di kedua tanah haram," kata Rizki.

Sedangkan Sekjen Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji (AMPUH) Wawan Suhada berharap pemerintah tidak menerapkan sistem kuota bagi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dalam pemberangkatan umrah.

"Concern saya hindari penerapan sistem kuota bagi PPIU," ujar Wawan.

Ia juga meminta pemerintah menerapkan sistem karantina mandiri kepada para jemaah umrah.

Menurutnya, penggunaan gelang elektrik dapat diterapkan kepada jemaah yang menjalani karantina mandiri.

"Penekanan agar karantina bagi jemaah umrah diganti dengan karantina mandiri," ucap Wawan.

Dirinya juga meminta pemerintah memastikan ketersediaan hotel karantina atau asrama haji untuk para jemaah. Langkah ini dilakukan untuk menghindari regulasi quota antar PPIU yang memberangkatkan jemaah. Pelarangan, menurut Wawan, juga tidak perlu diterapkan kepada pesawat yang menggunakan penerbangan transit. "Pesawat transit pastikan dapat digunakan tanpa ada larangan sedikitpun," ujar Wawan.(tribun network/fah/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini