"Ya panas. Tapi semakin panas, saya malah makin nikmat," kata Tukirin, yang menunaikan haji pertamanya ini, tersenyum.
Ia percaya, apa yang dia rasakan ini adalah cara Tuhan 'bicara' padanya.
"Ini bentuk Allah menguji mental dan kesabaran saya sebelum di Arafah nanti. Nanti akan lebih panas dari ini," kata Tukirin, yang menunggu 12 tahun untuk berhaji ini.
Kondisi panas ekstrem memang menjadi tantangan dalam ibadah haji pertama, setelah dua tahun libur karena pandemi.
Diprediksi, suhu Mekkah saat puncak ibadah haji nanti bisa tembus di atas 45 derajat celcius.
Juru bicara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia, Akhmad Fauzin mengimbau agar jemaah haji Indonesia membatasi aktivitas di luar ruangan, jangan menunggu haus untuk minum, serta tidak memaksakan untuk selalu salat di Masjidil Haram.
"Jemaah haji harus menjaga kondisi, jangan sampai saat puncak haji di Arafah nanti sakit, gara-gara memaksakan ibadah sunnah," kata Fauzin.
Tahun ini, otoritas Arab Saudi 'hanya' mengizinkan 1 juta orang dari penjuru dunia untuk datang berhaji.
Dari jumlah itu, sebanyak 10 persennya diberikan untuk jemaah haji Indonesia.
Hingga Jumat, sebanyak 90 persen jemaah haji asal Indonesia, atau sekitar 90 ribu orang, sudah tiba di Tanah Suci. (*)