TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Sebagian jemaah haji Indonesia gelombang 2 sudah tiba di Madinah, sejak Kamis (21/7/2022) hari ini.
Mereka akan menjalankan ibadah sunnah di musim haji, yakni melaksanakan salat arbain, atau salat 40 waktu di Masjid Nabawi, masjid mulia yang tempat makam Nabi Muhammad SAW berada.
Madinah punya karakteristik berbeda dengan Mekkah, baik dari segi cuaca maupun akomodasi atau fasilitas hotel yang diterima jemaah.
Baca juga: Viral Uang Jemaah Haji Hilang di Hotel, Kadaker Makkah Beberkan Kronologi, Sebut Jumlahnya Rp14 Juta
Jangan kaget, karena akomodasi di Madinah punya kekurangan dibanding dengan di Mekkah.
Tapi, ada juga kelebihannya.
Apa saja?
Kekurangan hotel di Madinah adalah, jemaah akan mendapatkan hotel yang lebih sempit dari di Mekkah.
Dengan ukuran kamar yang sama dengan di Mekkah, satu kamar bisa diisi 8 orang jemaah.
Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Positif Covid-19 Bertambah, Total 18 Orang
Bandingkan dengan di Mekkah, di mana satu kamar diisi 6 orang.
Ukuran kamar dan hotel di Madinah, rata-rata juga lebih kecil dari di Mekkah.
Di Madinah, kebanyakan hotelnya kecil. Bahkan lobi hotel juga terasa sangat sempit.
Petugas haji pun kadang juga harus memutar otak mengakalinya.
"Saat jemaah datang, kami arahkan langsung naik ke kamar. Supaya tidak menumpuk di lobi," kata Kepala Sektor 3 Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Madinah, Arif Narrawi, ditemui di Hotel Diyar Al Nakheel, tempat salah satu jemaah haji Indonesia menginap di Madinah, Kamis (21/7/2022).
Rata-rata hotel pun punya jumlah lift terbatas. Sehingga, jemaah harus ekstra bersabar saat hendak mengaksesnya.
Tapi, kelebihan dan 'kemewahan' hotel-hotel di Madinah, tak ditemui di Mekkah.
Baca juga: Tempat-tempat Wajib Ibadah Haji: Mekkah hingga Mina
Kemewahan itu adalah kenikmatan dekat dengan Masjid Nabawi.
Dari hotel, jemaah cukup berjalan kaki sekitar 100 - 200 meter saja, untuk sampai ke halaman Masjid Nabawi.
Bandingkan dengan di Mekkah.
Di sana, untuk menuju Masjidil Haram sangat sulit karena sangat tergantung dengan kesediaan bus.
Bila berjalan kaki akan sangat melelahkan.
Belum lagi rute yang sulit.
Kenikmatan bisa berjalan kaki ke Masjid Nabawi ini diakui oleh jemaah.
Didin Bahrudin, jemaah asal Lebak, Banten mengaku senang hotelnya dekat dengan Masjid Nabawi.
"Tidak apa-apa hotelnya sempit, tapi ke masjidnya dekat," kata Didin. (*)