Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Selain Indonesia, Malaysia ternyata juga menghadapi masalah yang sama dalam penyelenggaraan ibadah Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi, yakni terkait performa buruk layanan Mashariq.
Ini terjadi saat fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
Baca juga: Layanan Mashariq Jadi Sorotan, Amirul Hajj: Beruntung Menag dan Jajaran Gerak Cepat
Diketahui, Mashariq ini ditunjuk untuk memberikan pelayanan Masyair, yakni proses ibadah haji selama 4 hari di Armuzna.
Direktur Eksekutif Haji pada Tabung Haji Malaysia Dato Sri Syed Saleh mengatakan jemaah haji Malaysia pun mengalami peristiwa serupa dengan Indonesia.
Padahal panitia penyelenggara haji negara itu telah melakukan peninjauan terkait kesiapan pelayanan di Masyair 20 hari sebelum wukuf.
"Malaysia juga menghadapi masalah yang sama di Masyair. Kami sudah mencoba meninjau kesiapan di Masyair, bahkan sejak 20 hari sebelum wukuf dan saat itu belum siap. Bahkan nampak Tim Mashariq baru mulai kerja," kata Dato Sri, dikutip Tribunnews dari laman Kementerian Agama (Kemenag) RI, Sabtu (8/7/2023).
Saat menceritakan pengalaman Malaysia mendapatkan layanan buruk Mashariq, Dato Sri tengah berkunjung ke Kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah Makkah, Arab Saudi, yang disambut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief.
Baca juga: Menteri Haji Arab Minta Maaf Akui 6 Daftar Catatan Buruk Mutu Layanan Haji Armuzna oleh Mashariq
Dato Sri merasa kecewa karena meskipun jauh-jauh hari pihaknya melakukan pengecekan, namun fakta di lapangan berbanding terbalik.
Karena Malaysia hanya dijanjikan bahwa persiapan akan selesai sebelum puncak haji.
Hingga pada akhirnya, yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan ekspektasi mereka.
Saat meninjau kembali, progress dari persiapan itu pun tidak jauh berbeda dengan sebelumnya.
"Kami selalu dijanjikan bahwa semua akan siap sebelum hari H. Namun setelah ditinjau lagi sepekan kemudian, tidak jauh beda," jelas Dato Sri.
Sejumlah masalah itu muncul pada periode 8 hingga 13 Zulhijjah, saat Mashariq memiliki tanggung jawab untuk menyediakan layanan bagi para jemaah haji selama di Armuzna.
Mashariq merupakan nama Syarikah yang memperoleh izin dari otoritas Saudi untuk memberikan layanan pada fase tersebut.
Di Asia Tenggara, tidak hanya Indonesia saja yang mengalami layanan buruk Mashariq selama ibadah haji tahun ini, sejumlah negara pun bernasib sama, seperti Malaysia dan beberapa negara lainnya.