Laporan Wartawan Tribun Timur dari Madinah, AS Kambie
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Dua malam rapat besar, dua malam sulap ruangan.
Mengkondisikan ruangan menjadi kebiasaan lumrah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Tanah Suci.
Dapur dan ruang makan diubah menjadi ruang meeting dalam tempo sesingkat-singkatnya.
Lima belas menit setelah Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Abdillah menjawab pertanyaan tentang lokasi pertemuan di group besar Daker Bandara, lantai 1 SDU Boutique Hotel Madinah sudah benar-benar menjadi tempat pertemuan yang dihadiri 300-an orang, Jumat (10/5/2024) malam WAS atau pukul 03.00 Sabtu (11/5/2024) dini hari.
Venue “baru” itu adalah tempat yang baru saja ditempati makan beberapa menit sebelumnya.
Tetiba kursi dan meja di ruangan itu entah ke mana. Lantai sudah teralas karpet merah.
Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Mulai Tiba 12 Mei, Ini Persiapan Penyambutan Petugas Haji di Bandara Madinah
Malam sebelumnya, ramah tamah dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief, serta Staf Khusus Wibowo Prasetyo, dan rombongan pun digelar di ruangan “sulapan mendadak”.
Dihadiri hampir 500 orang, Daker Madinah dan Daker Bandara, ramah tamah dengan Gus Men dan rombongan digelar tanpa kursi.
Gus Men dan rombongan duduk bersila di depan anggota PPIH Arab Saudi 2024 yang melipat kaki di atas karpet merah.
Malam kedua di Kota Kaum Anshor diawali ramah tamah dengan tenaga musiman (temus) Daker Bandara. Mereka terdiri atas warga mukimin dan mahasiswa Indonesia di Timur Tengah.
Peserta ramah tamah di malam kedua lebih sedikit. Hanya 150-an orang.
Bertajuk ta’aruf atau perkenalan, Kadaker Abdillah M Tohir menyebut satu per satu personel Daker Bandara, termasuk nama temus yang baru gabung.
Yang disebut namanya diminta berdiri agar tertampak jelas hadirin.
“Ada yang belum dipanggil,” ujar Abdillah setelah mengeja satu per satu nama di lembaran kertas.
Ramah tamah dihadiri 150-an personel Daker Bandara PPIH Arab Saudi 2024, 94 dari Indonesia dan 54 dari tim tenaga pendukung (temus).
Para temus baru saja melakukan perjalanan 7 jam dari Jeddah.
Ada dari Mesir, Maroko, Sudan, Yordania
Ada 12 orang tim kesehatan.
“Haji kita harus di level tertinggi. Apa itu level tertinggi? Yaitu menghajimabrurkan orang, mendampingi dan membantu orang menjadi haji mabrur, “ jelas Abdillah M Tohir.
“Inilah haji level tertinggi. Bukan sekadar menjadi jemaah haji. Tidak semata mementingkan diri dalam beribadah. Kita menjadi pelayan tamu Allah menjadi mabrur sehingga kita meraih predikat supermabrur,” tegas Abdillah M Tohir menambahkan.
Abdillah juga menegaskan lagi bahwa PPIH Arab Saudi tidak boleh menjawab “Tidak tahu!” saat ditanya oleh jemaah.
“Kenapa? Karena dengan menjawab ‘tidak tahu’, kita telah membuang kesempatan beribadah dan meraih pahala yang bisa jadi karena jawaban kita itu membantu jemaah yang bertanya menjadi mabrur,” kata Abdillah M Tohir.
Diingatkan juga bahwa setiap hari ada 17 hingga 22 kloter mendarat di Bandara Jeddah dan Madinah.
“Jadi setiap satu hingga satu setengah jam ada proses kedatangan kloter. Setiap kloter membutuhkan waktu satu hingga dua jam berproses di Bandara sebelum didorong Madinah atau Mekah,” kata Abdillah M Tohir. (*)