Laporan Wartawan Tribunnews.com, Anita K Wardhani dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Smart card atau kartu pintar saat pelaksaanan ibadah haji 1445H/2024 M sangat penting. Jemaah pun diminta menyimpan sebaik mungkin kartu ini agar tak hilang.
Seperti diketahui, Pemerintah Arab Saudi telah mengeluarkan smart card ini sebagai implementasi ketatnya aturan visa haji saat puncak haji pertengahan Juni 2024 mendatang.
Baca juga: 9 Ikhtiar Kemenag Wujudkan Haji Ramah Lansia: Petugas Haji, Istithaah, Bimsik Hingga Safari Wukuf
Kartu pintar yang kini sudah mulai dibagikan kepada jemaah haji, sekaligus sebagai akses mengikuti rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Jemaah haji Indonesia diminta membawa smart card selama berada di Tanah Suci, terutama pada puncak haji di Armuzna.
Smart card adalah kartu yang nanti akan dipakai oleh jemaah haji ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Setiap jemaah ke Armuzna, wajib memakainya.
Mengingat pentingnya smart card ini, Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah Khalilurrahman, mengimbau agar jemaah, bertanggung jawab memastikan kartu tidak hilang dan menjaga sebaik mungkin.
Nah, bagaimana menjaga smart card ini agar tak hilang?
Khalil--demikian sapaan Khalilurrahman--memberikan tips cara menjaga agar smart card tak hilang.
"Jemaah haji bertanggungjawab menjaga agar smart card ini tak hilang. Bagaimana caranya? Jemaah sudah dibekali tas serba guna untuk penyimpanan. Maka simpanlah sebaik mungkin," kata Khalil saat ditemui di Kantor Urusan Haji di Makkah.
Baca juga: Lagi Jemaah Haji Indonesia Wafat, Nurasiah Ladalle Meninggal 2 Jam Setiba di Tanah Suci
Khalil menambahkan, smart card akan didistribusikan melalui Kepala Sektor untuk diberikan kepada ketua kloter.
Mereka yang akan membagikan smart card kepada jemaah melalui ketua rombongan.
"Kami mengimbau ketua regu kloter dan jemaah haji benar-benar menjaganya agar tidak hilang," jelas Khalil.
Meskipun pemerintah Arab Saudi telah menyiapkan cadangan kartu bagi jemaah apabila kehilangan smart card, tapi tetap wajib dijaga karena jumlah cadangan smart card ini sangat terbatas.
"Dari Kementerian Haji Saudi, jelasnya, kalau hilang bisa diganti tapi dibatasi 10 persen dari jemaah haji Indonesia. Kami mengimbau supaya (para jemaah) hati-hati menyimpannya," tutur Khalil.
Khalil menambahkan, smart card ini merupakan implementasi pelaksanaan peraturan Arab Saudi yang mengeluarkan fatwa bahwa orang yang berhaji tanpa izin hukumnya berdosa.
"Nah itu (smart card) sama dengan izin (berhaji)," imbuh Khalil.